"mukamu.. merah.. kenapa??
Awalnya kapan ya.. yang jelas aku tak begitu
mengingat awal bermulanya sindrom ini. Sindrom menundukkan pandangan sambil
merasa jantung berdegup kencang, kadang sampai dibuat gelisah-keringet dingin
dan kadang dibuat hidung jadi kembang kempis ditambah muka yg memerah..
(tunggu, kok tanda2nya kaya tanda2 orang lagi syok hemoragik begini...)
Tapi emang begitu kondisiku ketika bertemu dengan Para Pencari Tuhan (eh..bukan!!) Para Pecinta Sunnah maksudku. Melihat para wanita yang berjilbab lebar, bergamis besar, yang pakai cadar.. melihat mereka
Jadi ingat saat kuliah dulu, pernah berpapasan
dengan mba2 yang berjilbab lebar dan bergamis besar. Saking terpesona nya saya
sampe nabrak tiang... (masya Allah.. agak memalukan.. dan kejadiannya bukan
saat lagi sepi pula TT___TT )Lalu pernah juga 'terpaksa' bertemu dengan laki2
yang berjanggut lebat dan berpakaian sunnah.. wagh.. secara tiba2 kepala
saya jadi pusing .. berusaha semaksimal mungkin menjauh dan ngumpet (??)
Pokoknya ada saja perilaku saya yang aneh dan
ga biasa yg terjadi saat bertemu mereka and somehow.. i feel like i'm fallin'
love with them (ciyyeeeh..cucah cwit..cucah cwit..gambreng ajaaa~)
Apakah ada yg pernah merasakan hal yang sama
sepertiku?
Berlanjut dari rasa jatuh cinta ini, aku mulai
mengikuti jejak mereka. Mungkin tepatnya aku mulai mengikuti jejak orang2 yang
amat mencintai sunnahnya Rasulullah Saw. Aku mulai ikut2an pake jilbab yg ga
kecil lagi, mulai pake gamis sebagai pakaian harian (kecuali saat di rumah
ya~), mulai belajar gosok gigi pake siwak (ada yg tau siwak? itu loh..
batang/dahan/ranting pohon yang dulu dijadikan alat untuk membersihkan gigi,
ternyata hampir setiap saat Nabi Saw selalu bersiwak! ), mulai pula belajar
makan dengan caranya Rasulullah Saw (walaupun kadang iya kadang ngga..) dan..
sepertinya baru itu-itu saja yg aku mulai :D
Ntah aku yang berlebihan dalam merasakan cinta
atau menggebu2 saat mulai belajar ikut sunnah atau memang ada orang lain yang
memandang dengan pandangan yang jauh berbeda dariku. Lagi-lagi, kukira semua
orang berpikiran bahwa untuk hidup dengan mengikuti gaya hidupnya Rasulullah
Saw adalah sesuatu yang memiliki nilai tambahan yaitu pahala (bahkan disebutkan
dalam sunnah itu terdapat kejayaan) tetapi kenyataannya tidak. Tidak sedikit
orang yang memicingkan matanya ketika mereka melihat orang2 yang berpakaian
sunnah. Raut wajah mereka menunjukkan ketidaksukaan ketika melihat orang2 yg
berpakaian jubah/gamis, memakai sorban, berjanggut lebat, celana ngatung,
jilbab yang lebar atau bercadar dan yang lainnya..
Aku pernah secara spontan bertanya pada salah
seorang sahabatku,
" Kalau seandainya aku pake cadar..
gimana? "
" Waw.. emang dah siap dengan cacian dan
makian orang lain? "
" Kenapa dicaci-maki? "
" Yeah, kamu tau-lah Na.. kita kan
hidupnya di Indonesia bukan di Arab sono. Sedangkan cadar itu kan budayanya
Arab. Bakalan banyak yang bergidik dan bisa2 Na dianggap ikut aliran sesat. Atau
jangan2 Na dah pindah aliran ya..... ?? "
"
.................................................. Na masih Islam kok..."
Dengan pengetahuan tentang agamaku yang masih
dibilang sebesar biji jagung, aku hanya memiliki keyakinan cukup kuat bahwa
yang namanya hidup dengan mengikuti sunnahnya Nabi Saw pasti akan mendapatkan
kejayaan. Walaupun cadar dulu hanya diwajibkan untuk istri2nya Nabi Saw, tapi
ga ada larangan kalau wanita selain istri2nya Nabi untuk menggunakannya kan??
(tunggu..kok nada saya jadi meninggi begini?? tenang ... tenang.. ga mau
berantem kok.. )
Kalau boleh berandai-andai..
Andaikan Rasulullah Saw masih hidup sampai
saat ini, aku tak bisa membayangkan betapa sedihnya beliau melihat keberadaan
kita sekarang..
Dulu, saat turunnya perintah Allah untuk para
wanita yang sudah baligh agar menutup aurat-auratnya, saat itu pula mereka..
para wanita itu langsung menyambar kain yang ada dalam rumahnya untuk dijadikan
sebagai kain penutup aurat. Ada yang merobek gorden rumahnya.. bahkan yang
dijalanan katanya sampe ada yang ngumpet di balik batu (besar) karena ia masih
membuka auratnya sedangkan di dekatnya tak ada kain yg bisa menutupi auratnya
itu
Sekarang..
ah.. sedih membayangkannya..
Astaghfirullahal'adziiim....
Mungkin aku yang masih 'butut' ini cuma bisa
ngajak temen2 untuk memiliki perasaan bangga menganut agama Islam. Walaupun
ibadah kita masih blentang-blentung, terseok-seok, naik-turun atau statis..
dont worry be happy.. Allah Swt masih memberikan kita waktu kok untuk mulai membenahi
diri, insya Allah
Ga usah takut akan cacian-makian atau hinaan
atau sindiran atau apapun itu yang nyakitin hati kita, selama kita melangkah
untuk membantu agama Allah (maksudnya Islam) pasti Allah akan senantiasa
menolong kita.
Lagi-lagi.. walaupun aku sendiri terkadang
masih merasa takut dan kadang merasa minder, tapi inget aja.. harusnya kita
bangga jadi anak Islam, teman!!!
* A.. a.... a.. aku banggaaa jadi anak Islaaam
... ~~
(maaf..tiba2 jadi keinget lagu jaman TPA
dulu.. )
Jadi,
masih malu pake baju yg auratnya tertutup?
0 comments:
Post a Comment