Friday, September 19, 2014

✿ Ruang Tunggu ✿


"Tinggal masalahnya, mau diapakan ruang tunggu itu. Ada yang mengisinya dengan usaha, ada yang menjalaninya dengan tindakan yang sia-sia, ber-iri ria dengan pencapaian orang lain, atau bertanya tidak jelas entah kepada siapa, kapan saat untuk dirinya tiba. Ada yang menghiasinya dengan keluh-kesah dan menyalahkan, ada juga yang mengharumkannya dengan aroma kesabaran yang menyebar layaknya udara, yang terpusat di ruang tunggu, lalu perlahan menyeruak ke ruang lain di dalam hati. Tapi apapun itu, pada dasarnya, kita semua sedang melakukan hal yang sama; menunggu ketetapan-Nya tiba."

Adalah tunggu, ruang yang selama ini tertata rapi di hatiku, menanti kehadiran sosokmu yang entah akan seperti apa. Sosok yang nantinya akan menggenapiku. Aku tak tahu apakah kamu memang benar-benar orang baru yang belum aku kenal sebelumnya. Atau jangan-jangan, kita sudah pernah bertemu tapi belum sama-sama tahu. Ah sudahlah, kita lihat saja nanti.

Awalnya aku kira, menunggu adalah pekerjaan yang membosankan. Seiring berjalannya waktu, aku baru mengerti bahwa menunggu adalah salah satu kebijaksanaan yang diajarkan ALLAH. Iya, ALLAH selalu lebih tahu waktu yang paling tepat, bukan? Kita hanya harus menunggu sampai waktu yang tepat itu datang. Maka siapapun yang percaya bahwa ALLAH lebih tahu mana waktu yang paling tepat, harus selalu menyediakan ruang tunggu di hatinya.

Tinggal masalahnya, mau diapakan ruang tunggu itu. Ada yang mengisinya dengan usaha, ada yang menjalaninya dengan tindakan yang sia-sia, ber-iri ria dengan pencapaian orang lain, atau bertanya tidak jelas entah kepada siapa kapan saat untuk dirinya tiba. Ada yang menghiasinya dengan keluh-kesah dan menyalahkan, ada juga yang mengharumkannya dengan aroma kesabaran yang menyebar layaknya udara, yang terpusat di ruang tunggu, lalu perlahan menyeruak ke ruang lain di dalam hati. Tapi apapun itu, pada dasarnya, kita semua sedang melakukan hal yang sama; menunggu ketetapan-NYA tiba.

Terkait seberapa sebentar atau lamanya kita harus menunggu, ah aku pikir ALLAH punya kebijaksanaan yang cukup untuk menentukannya. Toh selama ini ALLAH tak pernah terlambat, DIA selalu tepat waktu. Lagipula sebentar atau lama itu harusnya tak terlalu menjadi masalah untuk yang memahami bahwa hidup bukanlah sekedar kumpulan waktu. Hidup adalah kumpulan kesadaran. Karenanya, nilainya bukan ditentukan dari seberapa sebentar atau lamanya, tapi seberapa banyak kesadaran yang kita miliki tentang kehidupan itu sendiri. Kesadaran yang menjelma menjadi hikmah juga pengalaman berharga dalam setiap episode kehidupan. Begitu juga dengan menunggu. Bukan permasalahan seberapa lama waktu tunggu, tapi tentang seberapa banyak hal berharga yang bisa kita dapatkan dari proses menunggu itu sendiri.

Lagipula, siapapun kamu nantinya, seperti apapun kamu yang dikirim ALLAH untuk menggenapiku, sekarang aku tak lagi merasa sedang menunggumu, sejak aku mengerti bahwa menunggu adalah bagian dari pertemuan itu sendiri. Jadi seumpama ALLAH baru mempertemukan kita setahun kemudian misalkan, maka sebenarnya pertemuan itu sudah dimulai sejak aku sadar dan mempersiapkan diri selayak mungkin untuk menyambutmu, siapapun kamu yang akan datang itu.

✿ Ketakutan ✿






Adalah ketakutan yang seringkali bersembunyi di balik kegagahan. Disimpannya rapat-rapat ketakutan itu. Takut orang lain tahu.

Adalah ketakutan yang seringkali menyulap janji menjadi harapan bagi orang lain. Meski tak sedikit yang nyatanya palsu. Diantara mereka ada yang sibuk menebar janji, dan yang lain sibuk mempercayai.

Adalah ketakutan yang seringkali membuat manusia hanya mampu berpindah tempat, tanpa sanggup berpindah hati.

Adalah ketakutan yang seringkali diulang-ulang dalam skenario hidup kita. Dengan itu kita begitu menghafalnya, seperti refrain dalam lagu-lagu. Yang pada akhirnya berhasil mengubah cara pandang kita memandang masa lalu: menertawainya bersama.

Adalah ketakutan yang seringkali diberangkatkan bersama waktu, yang katanya mampu mengobati hal-hal tertentu, termasuk luka dalam perasaanmu.

Adalah ketakutan yang seringkali membunuh akal sehat. Dicemaskannya berkali-kali. Takut diambil orang. Padahal rezeki tak pernah tertukar. Jika ALLAH tidak menakdirkan sesuatu (atau mungkin seseorang?) untuk kita, niscaya ia takkan pernah datang. Selama apapun kita menunggunya.

Adalah ketakutan yang seringkali menjelma menjadi kekuatan. Ibu dan ayahmu, misalnya. Ketakutannya kehilangan dirimu, membuat gravitasi seakan-akan berpusat padamu. Ia memperjuangkanmu, hidupmu, bahagiamu, semuanya. Bahkan mungkin hingga engkau sebesar ini.

Adalah ketakutan yang seringkali menjelma menjadi kegigihan. Sumayyah, ingatkah pada perempuan itu? Ketakutannya pada Pemilik Langit, membuat luka menganga tiada artinya. Jeritnya telah menjadi saksi, bahwa surga telah didekatkan padanya.

Adalah ketakutan yang seringkali menyulap kisah-kisah tidak mengenakkan, menjadi lebih pantas disyukuri.

Adalah ketakutan yang sanggup memendekkan jarak seseorang dengan apa yang sempat ditakutkannya.

Adalah ketakutan yang seringkali menjelma menjadi dirimu kini.

Jadi sampai disini, apa sebenarnya ketakutan terbesarmu?


Sincerely,

Aku, diantara ketakutan-ketakutanku..

Sunday, June 29, 2014

✿ ah, Pa, terminal akhir itu ✿ :'(



"Nak, suatu saat nanti kau akan mampu pahami, betapa majemuknya jalan hidup yang dilalui seseorang. 
Seperti hari ini, kau berpisah dengan Ayah menuju terminal yang berbeda. Namun, pada akhirnya kita menuju pada satu pemberhentian terakhir. Seberapapun sering engkau transit, ingat, kau selalu punya tujuan akhir. Jaga dirimu baik-baik..
Tidak selamanya engkau dalam penjagaan Ayah. 
Siapapun nantinya (manusia) yang menjagamu, semoga nantinya ia menemanimu dengan baik menuju terminal akhir. 
Semoga, kita dipertemukan lagi disana, di terminal akhir.” 


✿ Ramadhan di Bulan Juni ✿




Apa yang lebih manis dari Ramadhan di bulan Juni?
Pada siang-siangnya yang menguapkan lelah, memelukmu teduh.
Pada semilirnya angin meniup pipi, memudahkanmu tersenyum.

Apa yang lebih rindang dari Ramadhan di Juni?
Pada pohon yang dahannya berayun pelan-pelan, awan yang kelabunya memendar putih.
Dilatarinya aku mengeja rindu, tentang segala manis yang pernah merajai hati; di Ramadhan yg ku cintai.

Apa yang lebih kau inginkan lama berakhirnya, dari Ramadhan di Juni?
Teriknya yang tiada, hangatnya yang mendiami hati saja.
Dibiarkannya aku menghitung hari, dan berakhirnya masih lama.
Masih lama memukimkan bahagia di hati dalam teduh hari.

Apa yang paling manis dari Ramadhan ini? Di bulan Juni?
Lebih dari, ialah syukur bahwa kau dijumpakannya lagi.
Dengan merahnya senyummu, riangnya sambutmu, dan tumpuk bertumpuk misi mengisinya dengan cinta, dan cita menjadi yang dicintai-NYA.
Sebab Ibunda bilang, “tanda cinta adalah menikmati setiap perjumpaan, nak.”
Dijumpakannya aku, dengan puluhan hari yang sebelas bulan ditunggu berpeluh rindu. Maka menikmati hari, adalah berhias teruntuk IA.
Dijumpakannya dengan hari yang tiap detiknya bahagia saja memetik hati, melafal kalimat cintaNYA, dengan bayangan beribu bulir pahala, pelukan syurga, dan tatapan IA penuh cinta.
Dihentikannya aku sejenak dari rindu, dibiarkan bahagia menapak sebulan-nya, merenda riangnya, menumpuk kali lipat pahala, kiranya cukup pantas jadi yang mencintai IA.

Tiada yang lebih syahdu dari Ramadhan di Juni..
Tentang angin yang meniupi ringan pipi.
Hujan di waktu-waktu yang tuju jatuhnya memanisi bumi.
Sebab panas enggan menyengat ia-ia yang sedang dijumpakan dengan rindunya.
Se-penuh cinta ini aku rasa, bahkan ia lebih lagi.

Ramadhan di Juni.
Blessed moment; 1st Ramadhan, 1435 H.
:Semoga menjadi lebih baik lagi. Dijumpakan dengan ia yang kau rindu, semoga berbelas kali lebih baik dari berbelas bulan lalu kau pernah dipeluknya. ;karna cinta yang terbalas itu De, yang penuh pembuktian

Tuesday, June 24, 2014

✿ Nantinya..✿


Nantinya, kita tak perlu membaca buku yang sama.
Aku memahami cara berpikirmu, bukan ia yang menulis buku di hadapanmu itu.
Nantinya, kita tak perlu menikmati jenis masakan yang sama.
Bukankah di dunia ini memang begitu banyak bumbu?
Nantinya, kita tak perlu jatuh cinta pada langit yang sama.
Pagi atau senja, sama-sama cantiknya.
Nantinya, kita pun tak perlu jatuh cinta pada Bumi yang sama.
Timur atau barat, sama-sama dalam kuasa-NYA.
Nantinya, kita tak perlu sibuk dengan hobi yang sama.
Kau tahu, bahagia itu memang timbul dengan banyak cara.
Nantinya, kita tak perlu menikmati kopi dengan cara yang sama.
Bisa jadi kopimu tawar tanpa gula. Aku, sebaliknya.
Bahkan, tak perlu suka keduanya.
Bisa jadi, kau justru membencinya. Tidak masalah.
Nantinya, kita pun tak perlu selalu satu suara.
Ada kalanya suarakulah yang kau dahulukan, meski kecenderunganku pada perasaan, bukan rasionalitas.
Nantinya, kita memang harus siap dengan segala pertidaksamaan.
Sebab nantinya, hidup yang kita jalani seperti Aljabar, tidak melulu tentang persamaan.
Nantinya, kita memang tak perlu memiliki banyak kesamaan.
Sebab apa jadinya pelangi jika ia berwarna merah semua?
Dan nantinya, kita hanya butuhkan ini yang sama.
Ini, yang mereka sebut cinta.
Cinta kita adalah cinta karena-NYA.
Kita masih satu frekuensi, kan?
Sefrekuensi menuju Surga-NYA
Jika frekuensi kita tak senada,
mungkin ini saatnya berbenah.
Agar untuk soal ini, kita sama.

Saturday, June 7, 2014

✿ Ratink Cinta ✿



"Ya Rasulullah" kata Umar perlahan, "aku mencintaimu seperti aku cintai diriku sendiri."

Beliau Shallallahu'alayhi Wasallam tersenyum.
"Tidak, wahai Umar. Engkau harus mencintaiku melebihi cintamu pada diri dan keluargamu."

"Ya Rasulullah", kata Umar, "mulai saat ini engkau aku cintai melebihi apapun di muka bumi ini."

"Nah, begitulah wahai Umar."

Na menarik nafas dan berkata,
"Waawwww!!!, *eeh salah, MasyaALLAH*
Dalam sepersekian detik Umar mampu merubah ratink cintanya...kalo perempuan zaman sekarang bilang "gomballl".

Umar...semudah itukah? Dalam waktu sesingkat itukah? Hanya sekejap...hmmpp..andai Na juga bisa...tapi, ini begitu susah. Menurut Na cinta begitu komplek *Plak! Sok tau*. Keterikatan hati tak mudah untuk dialihkan. Dalam bahasa sebuah lagu alay, "sekali cinta aku tetap cinta". Sssttt -pernah dengar diangkot2- hehehe..
Tapi...Umar bisa..!!!!!!

Bdw, kok Umar bisa?

Menurut Ustd. Salim A. Fillah, cinta bagi Umar adalah sebuah kata kerja. Maka menata ulang cinta baginya hanyalah menata ulang kerja dan amalnya dalam mencinta.
Ia tak berumit-rumit dengan apa yang ada di hati. Biarlah hati menjadi makmum bagi kerja-kerja cinta yang dilakukan oleh amal sholeh...

Seperti Umar mencinta, cinta adalah sebuah kata kerja, Mencintai..cinta bukanlah gejolak di hati yang datang tiba-tiba saat melihat si 'baby face' bukaan..bukan itu..
Laiknya cinta pada ALLAH..ia tak datang serta merta..ia diupayakan, butuh pengorbanan..

So, ketika seseorang -maaf- bercerai dengan alasan "aku sudah tidak mencintainya", harusnya justru karena sudah tak mencintai maka cintailah ia.
Karena cinta adalah kata kerja, maka lakukan kerja itu, m-e-n-c-i-n-t-a-i..

*ah, lagi2 tau apa Na ttg cinta, paling cuma sekedar ceracauan yg ga jelas setelah Na denger curhatan ibu2 muda yg divorce karna alasan "sudah tak cinta"*


Tuesday, May 27, 2014

✿ Positif Thinking ✿



Kucing, kamu suka mandangin saat-saat jutaan tetes bening itu menyapa bumi yah?
sama, aku juga.
Aaaaah. aku iri melihatmu disana.
Karna akhir-akhir ini sering hujan,
tapi aku malah sering terlewat moment-moment yang nyaman itu..
dan di depan, sepertinya hari-hari akan lebih indaaaaaaah dari ini.
indah? indaah?
Hueee..aku tidak sedang berhalusinasi, 
tapi ini tentang menghipnotis diri.
karna..kau tahu tidak?
kami manusia, punya 85 % air dalam tubuh.
& segala puji bagi ALLAH
air itu bisa kami indahkan molekulnya dengan kata-kata positif..
yap! kau pintar kucing sayang,
aku harus meng-indahkan sel-sel tubuhku agar ia baik bekerja,
dengan kata-kata positif dari ku sendiri.
oh ya, kau sudah nonton The Adventures of Tintin?
selain 3D nya yang membuatku super duper jatuh hati,
tentu saja satu hal lagi adalah,
kata-kata nya Kapten Haddock.
"there’s many people wanna call you fail, looser, stupid, hopeless, but don’t ever you say it to yourself.
You send them signal, that’s they take”


maka, semoga hari-hari di depan adalah tentang posthink, hingga masih bisa menikmati sapaan kristal langit itu, -menikmati apapun yg hidup ini beri-
meski mata menangkap badai.

iya, kau benar kucing manis, dengan hati yang bersih, pikiran yang positif, 
langkah pasti ringan-ringan saja.
Karna, mana pernah ALLAH membiarkan kita sendirian menghadapi masalah?
IA membimbing kita, dari belakang sembari tersenyum..
bila kau hamba kecintaanNYA, IA pasti begitu.
:membimbingmu dari belakang, sembari tersenyum.


;maka berusahalah terus-terus-terus-menerus, menjadi hamba kecintaanNYA,
dengan ber-azzam bahwa setiap hari adalah, 
usahamu untuk semakin tumbuh-bertumbuh cinta pada NYA.


Seperti merakit lego, kau butuh membaca tutorial nya untuk sempurna merangkai tiap partikel.
begitu pula hidup ini.
kau perlu membaca Tutorial-NYA, untuk sempurna kau rangkai tapakmu menuju surga.
untuk tenang-lapang-ringan saja melewati tiap tahap-nya..

pula, 

"Jatuh, kemudian bangkit"
Ya, begitu anak manis..
jatuh-bangkit-jatuh-bangkit tanpa lelah hingga kaki pada akhirnya ringan melangkah, ringan berlari..

"kebahagiaan sejati itu seharga dengan pengorbanan besar. Kebahagiaan sejati berasal dari hati, tinggal bagaimana kita membersihkan dan melapangkannya…
Semakin dalam dan semakin lapang, mata air hati akan semakin jernih”
(Yang terakhir ini kalimat dari Tere Liye)

Monday, May 12, 2014

✿ Ceracau Meracau ✿



Sepertinya aku harus mengepak kecemasan-kecemasanku.
Mungkin serupa kecemasan akan kehilangan, atau mungkin barisan cerita tentang perpisahan.
Bukan kah selama hati masih bertaut, cerita ini masih selalu ranum untuk kita rajut?

Terimakasih..

Pada langkah-langkah seiring yang membuat kita beriringan
Pada gaduh kata, pada riuh tawa, kadang juga pada senyap kita.
Pada jarak yang mengingatkanku, bahwa menyesap kopi bersamamu masih lah menjadi impian senja yang terindah..

*Mari meracau* ^^

Saturday, May 3, 2014

✿ Pembuktian Cinta Belum Usai ✿


Aku jarang menyebut kata 'cinta'. Terlalu kaku jika aku yang mengucapnya..
Tapi, mungkin kali ini, tidak ada kata lain yang bisa mewakili semua kerja yang kamu lakukan..
Ada malam-malam letihmu usai pengembaraan singkat siang hari..
Berlari dari satu tempat ke tempat lain.
Ada hal-hal yang terkorbankan tanpa orang tahu berapa banyak, tapi tuntutan terus saja datang ke pundakmu.

Aku kagum padamu,
Yang tetap bertahan saat ada orang-orang melemparkan seribu alasan untuk lari..
Aku kagum padamu,
Yang slalu mengutamakan orang lain saat bisa saja kamu egois memikirkan dirimu sendiri..
Aku kagum pada kamu, yang sesekali mengeluh letih, mengeluh lelah. Tapi sesekali karena beberapa detik kemudian kamu tertawa mengerjakan semua tugas yang belum usai..
Wajahmu seperti berkata "pembuktian cinta kita belum usai"

Tapi yang jelas, aku kagum padamu..
Pada 'cinta' yang membuatmu terus bergerak. Saat yang lain diam dan pura-pura tidak memiliki beban.
Semoga ALLAH memeluk letihmu dan memberikan kekuatan yang tidak pernah habis pada kedua kaki tangan dan hatimu..

Dan aku tau, pembuktian cinta kita benar2 belum usai bahkan baru dimulai..

*Marhaban Yaa Syahr imtihan, ma'annajah*

Saturday, April 26, 2014

✿ Dan Ini Mimpi Kita ✿


Bermimpi adalah hal yang menyenangkan 
Mencapai puncak Eiffel..
Berteriak di tembok besar raksaksa China..
Menyentuh Sakura pada musim seminya..
Dan yang paling kita impikan menakjubi bumi-bumi para anbiya,
berlari-lari kecil antara Safa dan Marwa,
melangitkan do'a-do'a di multazam yang dalam penuh harap pada-NYA...

Namun,
Di satu titik berpikir bahwa..
Bermimpi bukanlah tentang diri sendiri..
Dimana hebatnya jika senandung decak kagummu hanya untukmu seorang?
Dimana menyenangkannya jika kamu keliling dunia bila sendirian saja tertawa?
Dimana kerennya jika kamu besar dan menghebat tapi teman-teman dekatmu menangis tanpa pernah kamu tahu?

Kita punya dua tangan dan dua kaki,
Serta sebuah otak cerdas dan hati tempat menyimpan harapan besar, bersemayam..
Yang Rabbi titipkan pada kita untuk membuat sebuah perubahan..
Tak perlu rumit, cukup menjadi agen kebaikan dimana saja kita berpijak…
Kebaikan sederhana..
Sesederhana tersenyum di hari yang muram untuk teman – teman baikmu..
Sesederhana bersemangat dan membaginya saat hari terasa begitu berat..
Sesederhana menjadi rumah tempat siapapun nyaman untuk pulang..
Yang kehadirannya selalu terasa dekat..
Yang ledakkan kreasinya selalu menceriakan hari..

Bermimpi akan menyenangkan jika melibatkan banyak orang untuk bahagia..
Sehingga mimpi yang luar biasa adalah mimpi yang dipersembahkan untuk Bangsa, agama, dan ukhuwah… Setelahnya.. Dunia pun akan berubah menjadi lebih baik dengan mimpi itu..

Kita adalah orang biasa, dengan mimpi yang lain dari biasanya. Sebab mimpi itulah yang akan membuat seseorang tumbuh..
Maukah kamu juga menjadi bagian dari pada pemimpi yang sederhana, memimpikan sebanyak banyaknya kebahagiaan untuk orang lain? :)


*Teruntuk seseorang yang akan mengajakku menjejakkan kaki di belahan bumi yang lain, melihat indahnya dunia luar, siapa yaaa? dan setelah difikir-fikir ternyata dia benar, apa indahnya hidup jika hanya diisi dengan rutinitas kerja itu itu saja, monoton, bikin jenuh, bertentangan dengan nurani, macet, lelah, menua dengan pensiunan yang tidak seberapa* :p :p


Wednesday, March 26, 2014

✿ kepadamu cahaya ✿


kepadamu cahaya, ia rindu terangmu yang kemarin. yang seperti ombak laut menghapus lukisan di pasir kepada tangis akan undak-berundak yang dimohon segera berakhir.

kepadamu cahaya, tolong jawab janjimu yang akan memeluknya sehabis gelap-pekat mengikat. kepada janjimu ke gadis bermata kaca-kaca yang selalu menunggu itu..

kepadamu ceria, harus seperti apa ia ceritakan, bahwa rindu telah tumpuk bertumpuk. rindu kau gelayuti setiap hari. rindu kau lingkupi dengan ronamu yang terang benderang.. yang pernah menaungi beratus hari.

kepadamu senyum, tolong jangan lupa-kan ia untuk menyertai lukisanmu dengan tulus. sebab jelita sudah nyaris lupa kau seiring delik-pelik yang memintanya untuk bersahabat.

Hujan, kau masih di luar sana kan? bersama serenade klasikmu, bersama janji Rabb akan terijabahnya doa bersamamu,.. bersama rahmat-rahim Rabb yang ia tidak pernah sangsi kan membersamai. kau masih disana kan? di luar jendela, dalam manisnya rona rinai Februari ?

tetes-tetes cinta setelah Januari, doaku, aku ingin cahaya, ceria, dan senyum kembali menjadi energi untuk ia mencintai. sesempurna yang makhluk Tuhan bisa berikan kepada orang-orang tersayangnya. mereka-mereka yang dengan manisnya tertakdir dalam hidupnya. mereka yang sedu-sedannya memuramkan diri, yang gelap-cahaya-nya mendogmatiskan hati. yang tersenyum bersama mereka dalam ridha Rabb-nya, baginya puncak karunia tak terperi.

Aku mohon, bersamai-lah aku sekarang kemudian selamanya. untuk aku bisa sempurna bahagiakan mereka,- yang habis hari-nya untuk mencinta Rabb-ku dengan penuh cinta.

bersamai, aku mohon. untuk bisa ku sempurna menjadi hulu kebahagiaan mereka semua. dan ajari dengan lembut-MU, bagaimana mencintai dengan sempurna itu. sebab aku tidak ingin kehilangan lagi.. sebab yang bifurkasi itu membuat lelah, dan kali ini aku ingin merasai nyata-nya seperti dapat disentuh ujung jari..

Rabbi, dalam peluk rinai Februari ini, doaku dalam setiap turun hujan, semoga menjadi, menjelma nyata pada detik dimana Engkau janjikan terkabul,- memenuhi pundi-pundi harap yang mendahaga jawabMU...

Sunday, March 16, 2014

✿ Hanya Pada ALLAH ✿


"Hanya pada ALLAH kuadukan susah & sedihku"; hanya DIA tujuan hidupku & ridhaNYA ujung pencarianku; bagiNYA takut, harap, cinta, & yakinku."

"Hanya pada ALLAH kuadukan susah & sedihku"; hingga kuibadahi DIA seakan-akan aku melihatNYA; dan teryakin diri bahwa DIA pasti melihatku."

"Hanya pada ALLAH kuadukan susah & sedihku"; DIA memiliki ganti yang lebih baik atas kehilanganku, nikmat yang lebih kekal dari nestapaku."

"Hanya pada ALLAH kuadukan susah & sedihku"; DIA-lah yang menjanjikan tiap perih, duka, & kecewa dibalas dengan naik derajat & hapusnya dosa."

"Hanya pada ALLAH kuadukan susah & sedihku"; tiada madharat & manfaat walau seluruh makhluq berhimpun tuk membuatnya kecuali dengan izinNYA."

"Hanya pada ALLAH kuadukan susah & sedihku"; yang menimpakan cobaan sebagai tanda cinta, agar tiada yang lebih besar di hati selain diriNYA."

“Hanya pada ALLAH kuadukan susah & sedihku”; kehilanganku lebih kecil daripada pemberianNYA, musibahku tiada arti dibanding nikmatNYA.”

“Hanya pada ALLAH kuadukan susah & sedihku”; DIA-lah yang menuliskan ketetapan bagiku, DIA-lah yang menguji tanpa melampaui batas kemampuanku.”

“Hanya pada ALLAH kuadukan susah & sedihku”; DIA tunda siksa atas dosa & sabar menanti taubat ini; dariNYA ku berasal & padaNYA aku kembali.”

"Hanya pada ALLAH kuadukan susah & sedihku"; DIA yang menambah-lipatkan nikmat jika aku bersyukur, DIA yang menutup aib jika aku bermaksiat."


-@salimafillah

Saturday, March 1, 2014

✿ Jangan-jangan ✿


Jangan-jangan,
ada yang sedang menunggumu di pekarangan rumahmu yang nyaman.
memintamu keluar sambil mengulurkan tangan.
katanya: “Mari sini masuk dalam barisan.”

Jangan-jangan,
ada yang sedang menantimu di luar sana.
mengajak berlari bersama-sama.
yang menanti tanpa hentikan larinya sendiri.
yang menyempatkan diri, -pada nafasnya yang sudah mulai satu-satu-, untuk mengangkat lenganmu yang terjerembab kelelahan.
Katanya: “Bertahanlah, ini hanya sementara. Kita BISA! Sebentar lagi kita tiba!”

Jangan-jangan,
ada yang rela menahan nafasnya berlama-lama, berenang berlelah-lelah,
demi membangunkanmu yang tidur terlena. tenggelam dalam samudera yang dalam.
Dia yang tiada menyerah memutus mimpi-mimpimu yang fana,
lalu membawamu kepada udara.

Jangan-jangan,
entah dimana,
ada yang mendoakanmu diam-diam.
Diam-diam berdo’a. Do’anya diam-diam.
'celakanya' ia mendoakanmu pada akhir pertiga malam.
ia yang demikian tulus menjauhkan lambungnya dari hangat selimut.
menahan dingin air wudhu pada pagi yang berkabut.

Demi namamu di dalam do’anya:
yang dirimu sendiri bahkan mungkin tiada yakin, apakah ia-nya pantas terlantunkan demi engkau yang ikhtiarnya bahkan tiada mencapai rata-rata.
Tapi beruntung, do’a dalam tahajjud mungkin ibarat anak panah yang dilepas dari busur dengan cermat: ia akan mengena sasaran dengan tepat.

Jangan-jangan pada suatu pagi yang indah, ketika kau membuka pintu depan rumahmu itu, secercah senyum telah melengkung di depan mata.
ruas-ruas jarinya bertemu ruas-ruas jarimu.
katanya padamu: “Ayo kita segera berangkat, tenang saja, untukmu sudah kusiapkan bekal terbaik yang pernah ada.”
Lalu kau melihat kotak yang ia bawa.
Ah, sungguh kau bahkan tak terfikirkan untuk sekedar menjamunya dengan secangkir teh hangat, sementara ia bersusah payah, berberat-berat membawa sebaik-baik  bekal perjalanan mendaki surga: 'taqwa'.

Jangan-jangan,
di luar sana ada yang berpeluh-peluh mendoakan kebaikanmu.
menanti kesiapanmu.
mengetuk pintu rumahmu, mengulurkan tangan menjemputmu

Jangan-jangan ia memang nyata ada.

Sementara, berkacalah.
lihat dirimu,
apakah benar namamu-kah yang memang pantas tertulis pada do’a yang melesat ke angkasa fajar itu?
apakah pundakmu itulah yang pantas ia rengkuh?
apakah pintu rumahmu itulah yang pantas ia ketuk?

Ah, benar! ia nyata ada.

Belum sempat kau memikirkan jawaban dari kepantasan dirimu sendiri, telah kau dengar ketukan lembut namun menghujam tepat di hati.
Tetaplah dalam lingkaran
Bersungguh dalam kebaikan
Perbanyak yang diam-diam

Tidakkah sekarang kau curiga?

bahwa telah tiba giliranmu untuk mengulurkan tangan, mengulurkan cahaya lain di tengah kegelapan.
ditemukan.
menemukan.
mencari.
menjadi.

:’)

*Di jalan dakwah, ukhuwah kita tercipta..di jalan dakwah juga kita menua, insyaALLAH*

✿ Jika Saat Itu Tiba, Ayah ✿


Jika saat itu tiba, Ayah
Saat seorang lelaki asing datang
Kemudian dengan berani-beraninya meminta sesuatu padamu
Tidak tanggung-tanggung
Yang ia minta adalah gadis kecilmu
Ketahuilah, Ayah
Sudah menjadi kewajibanmu menyerahkan ia pada saatnya
Pada saat telah genap masa balighnya
Memang tidak mudah, Ayah
Memang tidak akan pernah mudah
Tapi ketahuilah, Ayah
Sungguh seseorang telah jauh-jauh hari berpesan padamu
Pilihlah yang baik agama dan akhlaknya
Niscaya gadis kecilmu itu akan baik-baik saja

✿ Our Old Dream ✿


Kita pernah bersama, tertawa dibawah langit yang sama..
Mem-petakan langit, menghitung bintang..
Agak bodoh ku bilang, tapi gila lebih tepatnya..
Kita berdo’a, bermimpi, dan berencana..Masa depan kita akan sangat indah….
Keliling dunia, tinggal di Madinah, mereguk jutaan ilmu, jadi penulis, mengangkat nama agama kita. itu impian.. Ingatkah kau???
Saat kita bermimpi menjadikan Andunisia (baca:Indonesia) seperti Andalusia yang berjaya??? 

Mungkin itu terakhir…sebelum takdir berbicara, bahwa kita harus sadar impian butuh perjuangan dan pengorbanan di atas keistiqomahan..

Fa idzaa ‘azamta fa tawakkal ‘ala Allah – jika kamu telah membulatkan tekad (niat kuat) maka bertawakallah kepada ALLAH 

(Qs. Ali Imran (3): 159)

Wednesday, February 12, 2014

✿ Hallo (cinta) ✿


Hallo (cinta),
Sudah berapa lama kita tidak saling bersua?

Satu bulan..
  Dua bulan..
      Tiga bulan..
            Empat bulan..

Atau bahkan satu dekade..

Ada banyak kisah saat kamu tak ada. Tentu saja, bukan melulu tentang cinta kita yang semakin menua. Kita sama-sama belajar mendewasa. Seperti kamu tau, kita bukan lagi remaja merah merona dengan senyum malu-malu, tangan berkeringat, dan degupan jantung serupa desing peluru saat harus kembali bertemu. Banyak memori kita acuhkan begitu saja, mungkin karena terkadang kita perlu jeda dalam perjalanan ini.

Seringkali, kita menghabiskan waktu jumpa dengan sekedar bercerita. Bukan. Bukan saling bercerita seperti seharusnya, karena kamu hanya sibuk mendengarkan saja. Aku berceloteh tentang banyak hal; impian-impian kita, kekesalan-kekesalan yang tertunda, bahkan buku yang baru saja habis kubaca. Dan kamu tak pernah bosan mendengarkan semua cerita, juga semua doa di sela-selanya.

Terkadang aku memaksamu bercerita. Bercerita tentang apa saja. Semua cerita itu tak pernah benar-benar penting buatku, karena kehadiranmu adalah yang paling penting, dan mencintaimu tetaplah menjadi bagian terfavoritku dari semua cerita. Karena bahagia selalu sederhana. Bahagia menuliskan tiap lembar yang tersisa pada buku harianku dengan seluruh cerita-ceritamu, lalu menyelipkan beberapa bagian penting di dalamnya; sepertiga dengan namamu, sepertiga dengan namaku, dan sepertiga lagi dengan doa tentang kita. Tanpa perlu dipisahkan dari masing-masing bagiannya.
Betapa aku merindukan suara kita yang tertawa, yang bahkan aku hampir lupa bagaimana bunyi tawa itu. Dengan dua bola mata yang berbinar-binar bahagia, dan senyum dengan deretan gigi manis yang kamu banggakan setiap kita jumpa nanti, kamu selalu berhasil membuatku bahagia.

"Bukankah luka ini masih terlalu pagi, untuk membuat kita berhenti." tiap kali kita menjelma arakan gelombang emosi yang menderu. Karena tentu saja, mencintai adalah perihal menghadapi kesedihan-kesedihan dan tiap tetes air mata bersama-sama.
Lalu suatu hari kita berjalan bersama. Cukup langkahkan kaki perlahan saja. Tak perlu dengan langkah lebar dan tergesa, karena jemari kita masih harus saling menggenggam. Kita nikmati saja, karena kita masih harus sampai pada ujung perjalanan ini.

Maka jika cinta kita benar-benar tua suatu saat, selalu ada doa yang aku ucapkan diam-diam, “Tuhan, jadikan cintaku cinta yang baik untuk sepasang telinga yang kerap kali mendengarkan cerita ini. Dan jadikan aku mampu mencintainya dengan baik. Cinta yang selalu mengerti, bahwa dibalik punggung yang bergegas pergi, ada aku yang sedang menunggu,”

Tenang saja. Akan ada seseorang yang tidak akan kemana-mana sekalipun kamu dan dia terjebak dalam diam yang lama, sekaligus tetap tinggal mendengarkan dengan saksama, ketika kamu terlalu egois dan sibuk sendirian bercerita.

✿ Teruntukmu nanti, pangeran impian yang slalu menemani hari-hari lelahku...disini, ku menunggu hadirmu ✿

Monday, February 10, 2014

Barangkali ♥ (✿◠ ‿ ◠)


Barangkali aku jatuh cinta,
Pada rinai-rinai januari bersahaja,
Barangkali juga jatuh cinta,
Pada tetes-tetesnya yang memberi damai jiwa,
Barangkali aku jatuh cinta,
Pada energi langit yang seseorang dapat dari sujud di tiap malam sepertiganya,
Barangkali teramatnya aku jatuh cinta,
Pada akhirat yang ia tuju
Dan sepenuh hati mengamuflasekan dunia,
Barangkali Aku jatuh cinta,
Pada yang tak pernah menghentak, semarah apapun ia pada siapa,
Barangkali aku jatuh cinta,
Pada yang berjuang sekuat-kuat ia untuk diperhitungkan Rabb-nya menjadi yang IA cinta,
Barangkali aku ingin selamanya jatuh cinta,
Pada jalan pelangi ini, yang menghantarkan tenangnya jiwa, agungnya cinta, semunya duka,
Barangkali aku jatuh cinta,
Pada persephone,-warna disaat menutup mata..


*untaian kata berserakan di januari bersahaja* ♥ (✿◠ ‿ ◠)

Tuesday, January 7, 2014

✿ Cinta se-aneh itu ♥ (✿◠ ‿ ◠)





Kadang kita tidak bisa menemukan apa sebab pasti dari rasa cinta yang ALLAH semayamkan di hati.
Ia yang, ~ bisa pada sesuatu yang ‘belum jelas adanya’, bisa pada sosok yang belum pernah dikenal indera kita, bisa pada krucil-krucil yang baru hadir di beberapa tahun di depan, bisa pada sebuah bundel surat cinta berbahasa arab yang padahal tidak penuh kau tahu artinya apa, bisa pada sosok yang berkali-kali membuatmu menangis karena kesal dengan caranya mencintaimu penuh penjagaan (Ibu) , bisa pada sosok yang pernah kau benci sesaat karena emosi, juga bisa, pada sosok yang entah siapa, tapi kau memilih setia...

Cinta se-aneh itu.
Yang kita tahu hanya, saat ia menghuni hati, ada hangat yang nyaman di setiap melangkahi hari. Ada pagar penjaga dari hal-hal yang membuatmu jauh dari yang kau cintai, ada penjara tak kasat mata yang memenjarakan hatimu teruntuknya, ada energi super mega menggerakkan indera-inderamu untuk mampu melakukan apapun untuknya yang kau tidak pernah bisa begitu kepada yang tidak kau cinta..
ia, rasa yang tak mampu diterjemahkan semua kata di dunia..

Ibu bilang, “tidak mungkin seseorang bisa memperjuangkan yang tidak ia cintai”. Iya, bahkan seaneh itu cinta. Ia-nya kita rasai bukan dengan pelukan-pelukan manis semata. Terkadang, atau malah seringkali, ia tentang guratan perjuangan berdarah-darah yang membuat pejuangnya tetap tersenyum dalam luka, bahkan dalam meregang nyawa, atas nama memperjuangkan yang ia cinta.

Teringat Asy Syahid Sayyid Quthb, yang cinta pada akhiratnya tidak pernah membuatnya takut pada tiang gantungan. Tidak membuatnya takut pada cara mati yang tidak terhormat bagi orang se-mulia ia.. tidak membuatnya gentar akan segala nikmat dunia yang dicabut begitu saja dari hidupnya yang sebelum inqilab-nya, ia ditaburi itu semua.. perjuangannya, atas nama cinta tentu saja. Cinta kepada ALLAH yang membuat hangus segala cinta kepada selain-NYA..

Atau Syahidah, yang saat membaca biografinya membuat matamu menjadi kaca-kaca, ia yang mengajarkan Qur’an sejak belia usianya hingga menuju renta. Ia yang atas nama cinta, tidak takut dipenjarakan di penjara yang amat menakutkan semua wanita. Ah lupa, ia bukan wanita biasa tentu saja. Yang atas nama cinta pula, ia diselamatkan ALLAH dari gigitan anjing-anjing lapar yang seharusnya mengoyak habis tubuhnya. Atas nama cinta ALLAH kepada hamba yang Ia cinta.. Zainab Al-Ghozali Asy Syahidah. "Jauh bumi dari langit, Bunda. Tapi semoga kelak kita bisa bertemu. ;Sebagai syahidah yang amat besar cinta pada jalan-NYA, pada Qur’an-NYA, pada Rasul-NYA, dan paling Utama pada IA..

Cinta bisa mengubah kekurangpedulimu perihal tahun-tahun di depan sesudah membaca sebait pesan di buku tentang syahidah luar biasa dengan 13 anak, Ustadzah Yoyoh Yusroh,-Allahu yarham, yang berkata: “rahim seorang wanita harus dipersiapkan untuk melahirkan generasi terbaik. Oleh karena itu, makan lah hanya yang halal dan thayyib.” Lalu tiba-tiba saja kamu kehilangan seluruh nafsu makanmu saat berada di tempat makan yang kiranya tidak thayyib, atau thayyib tapi tidak halal. Lalu bisa saja kamu memuntahkan seluruh yang baru saja kamu makan begitu melihat anak ibu warung penjual makanan itu membawa lauk-nya dari rumah menuju warung dengan kantong plastik hitam yang tidak layak -_-.
Ringan saja menahan tergiurmu pada sekotak Breadtalk di depan mata sembari mengingat-ingat ia belum ada SH-nya. Juga pada traktiran Sushi yang kehalalan restaurant-nya diragukan.
Se-memberi kekuatan itu cinta. Pada yang padahal belum ada wujudnya.

Cinta se-aneh itu...
Se-aneh itu. Ia kadang sesuatu yang membuat bersemu malu-malu, di sisi lain ia yang membuat jadi sangat berani. Ia kadang suatu yang menghangatkan dada, namun bisa pula membuat bermalam-malam menangisinya.

Cinta se-aneh itu...
Ia bisa membuatmu menangis tergugu penuh rindu. Padahal sejak lauhul mahfudz belum kering tintanya, ALLAH menulis takdir bahwa kau takkan pernah bertemu dengannya di dunia. Apalagi memandanginya, menikmati teduh pancaran sinar wajahnya. Jauh lagi mampu mendekapnya. 
Ia hadir seaneh itu. Mungkin cinta itu mulanya dari berbelas tahun lalu seorang abi mengantar tidurmu dengan bercerita tentang sosoknya. Lalu pemantik rindu setelahnya sederhana saja. Hanya tersebab membaca-baca literatur ringan tentangnya. Bukan yang setebal shiroh nabawiyah. Ia ‘hanya’ ensiklopedi pembuka karangan seorang ekonom muallaf yang luar biasa. Juga dua novel yang mengisahi tentangnya dengan amat sastra. Rasulullah Muhammad.. takut sekali bila rindu ini tak pantas terpenuhi. Kelak di surga, entah tempatku dan engkau sejauh apa mata mampu memandang. Hingga dalam pasrah tak lelah berdoa penuh harap, moga setidaknya si pencinta ini layak, beroleh gelas dari cidukanmu di telaga kautsar.. 
saat itu saja bertemu, semoga mampu memenuhi sewindu rindu. Ah, iri sekali dengan anak-anakmu, istri-istrimu, sahabat-sahabatmu.. di dunia-akhirat mereka membersamaimu. Entah apa wajar menangis karna takdir yang memutuskan aku bukan satu dari mereka.. I felt a pang of jealousy..

"alangkah indahnya hidup ini…andai dapat kudekap dirimu… tiada kata yang dapat aku ucapkan..hanya Tuhan saja yang tahu.." dan bait-bait nasyid itu mewakili seluruh ungkapan hati. Diputar dengan tersedu saat buku tentang kekasih ALLAH itu kau baca dengan seluruhnya jiwa."

Cinta, ia bisa se-aneh itu...
Yang membuat orang yang mencintaimu mencintai hal yang sama..
Tentang mengeja hari dan musabab apa yang membuat ibu semampu itu berkuat diri. Senyaman itu ia menjalani hari. Padahal sepenelusuran, tidak sepi jengkal usianya dari uji lagi, dan uji lagi. Sederhana saja rupanya. Sederhana yang dijalani tak semudah membalik telapak tangan, sebab ia berbalas surga. “bersama-NYA, dalam dera apapun menimpa.” Sejak menemukan jawaban, aku tidak tahu doa apalagi yang lebih indah dan mencukupkan segala untuk aku panjatkan selain, “ALLAH, karuniakan kepada kami, rasa cinta yang tumbuh bertumbuh kepadaMU, dari hari ke hari..”

Cinta bisa membuat orang se-yakin itu...Saat ibu bilang “bersabarlah dalam taat. Yang baik teruntuk yang baik, dan tidak pernah ALLAH sayang ia yang bermaksiat..”.yakin itu yang dimulai dari tidak akan pernah tega membuat ibu kecewa bila kelak menemukan puterinya bermaksiat pada ALLAH, meletakkan cintanya pada hal remeh, dan waktu yang belum seharusnya... Seringan itu saja ia melewati cobaan-cobaan yang sulit tentang hal yang bernegasi dari apa yang ibu amanahi.. “yang menjaga untuk yang menjaga. Yang bermain rasa, bagi yang bermain rasa.” Se-percaya itu, dan que sera-sera..

Entah bagaimana bila cinta itu tidak aneh...tidak paradoks, tidak anomali... 
Dengannya mungkin biasa saja hari. Tidak penuh perjuangan, tidak penuh penjagaan, tidak penuh doa yang beriringan, tidak penuh degup, tidak penuh takut, tidak penuh warna-warni-nya rasa, apa indahnya? 

Ia yang di satu sisi lelah kita menjalaninya..namun ia menjadi ruang kita beristirahat. Ia yang membuat kita terus memberi, namun dengannya kita terpenuhi. Ia yang membuat kita berjuang, namun kita rasanya beroleh rasa menjadi yang diperjuangkan. Kita mencintai, menujuNYA, mungkin sedikit saja...
Setapak, lalu setapak lagi. Dan IA balas mendatangi dengan berlari. Cinta itu, kurang apa paradoksnya?

Jauh lagi.. apa jadinya bila mengibadahi IA tanpa cinta? memperjuangkan dakwah ini tanpa cinta? menghafal kalamNYA tanpa cinta? mencintai Ibu-Ayah,adik-adik tanpa cinta kepada-NYA? apa indahnya? apa bisa?

Sungguh-sunguh Yaa ALLAH kami pinta..“jadikan rasa cinta di hati kami kepadaMU, adalah cinta yang tumbuh bertumbuh dari hari ke hari..”

"cinta kepada ALLAH adalah ladang paling subur, ianya penyebab tumbuh cinta kepada sesama, dan kepada apa-apa yang IA cinta"

Dan cinta memang se-aneh itu... ♥ (✿◠ ‿ ◠)