Wednesday, March 26, 2014

✿ kepadamu cahaya ✿


kepadamu cahaya, ia rindu terangmu yang kemarin. yang seperti ombak laut menghapus lukisan di pasir kepada tangis akan undak-berundak yang dimohon segera berakhir.

kepadamu cahaya, tolong jawab janjimu yang akan memeluknya sehabis gelap-pekat mengikat. kepada janjimu ke gadis bermata kaca-kaca yang selalu menunggu itu..

kepadamu ceria, harus seperti apa ia ceritakan, bahwa rindu telah tumpuk bertumpuk. rindu kau gelayuti setiap hari. rindu kau lingkupi dengan ronamu yang terang benderang.. yang pernah menaungi beratus hari.

kepadamu senyum, tolong jangan lupa-kan ia untuk menyertai lukisanmu dengan tulus. sebab jelita sudah nyaris lupa kau seiring delik-pelik yang memintanya untuk bersahabat.

Hujan, kau masih di luar sana kan? bersama serenade klasikmu, bersama janji Rabb akan terijabahnya doa bersamamu,.. bersama rahmat-rahim Rabb yang ia tidak pernah sangsi kan membersamai. kau masih disana kan? di luar jendela, dalam manisnya rona rinai Februari ?

tetes-tetes cinta setelah Januari, doaku, aku ingin cahaya, ceria, dan senyum kembali menjadi energi untuk ia mencintai. sesempurna yang makhluk Tuhan bisa berikan kepada orang-orang tersayangnya. mereka-mereka yang dengan manisnya tertakdir dalam hidupnya. mereka yang sedu-sedannya memuramkan diri, yang gelap-cahaya-nya mendogmatiskan hati. yang tersenyum bersama mereka dalam ridha Rabb-nya, baginya puncak karunia tak terperi.

Aku mohon, bersamai-lah aku sekarang kemudian selamanya. untuk aku bisa sempurna bahagiakan mereka,- yang habis hari-nya untuk mencinta Rabb-ku dengan penuh cinta.

bersamai, aku mohon. untuk bisa ku sempurna menjadi hulu kebahagiaan mereka semua. dan ajari dengan lembut-MU, bagaimana mencintai dengan sempurna itu. sebab aku tidak ingin kehilangan lagi.. sebab yang bifurkasi itu membuat lelah, dan kali ini aku ingin merasai nyata-nya seperti dapat disentuh ujung jari..

Rabbi, dalam peluk rinai Februari ini, doaku dalam setiap turun hujan, semoga menjadi, menjelma nyata pada detik dimana Engkau janjikan terkabul,- memenuhi pundi-pundi harap yang mendahaga jawabMU...

Sunday, March 16, 2014

✿ Hanya Pada ALLAH ✿


"Hanya pada ALLAH kuadukan susah & sedihku"; hanya DIA tujuan hidupku & ridhaNYA ujung pencarianku; bagiNYA takut, harap, cinta, & yakinku."

"Hanya pada ALLAH kuadukan susah & sedihku"; hingga kuibadahi DIA seakan-akan aku melihatNYA; dan teryakin diri bahwa DIA pasti melihatku."

"Hanya pada ALLAH kuadukan susah & sedihku"; DIA memiliki ganti yang lebih baik atas kehilanganku, nikmat yang lebih kekal dari nestapaku."

"Hanya pada ALLAH kuadukan susah & sedihku"; DIA-lah yang menjanjikan tiap perih, duka, & kecewa dibalas dengan naik derajat & hapusnya dosa."

"Hanya pada ALLAH kuadukan susah & sedihku"; tiada madharat & manfaat walau seluruh makhluq berhimpun tuk membuatnya kecuali dengan izinNYA."

"Hanya pada ALLAH kuadukan susah & sedihku"; yang menimpakan cobaan sebagai tanda cinta, agar tiada yang lebih besar di hati selain diriNYA."

“Hanya pada ALLAH kuadukan susah & sedihku”; kehilanganku lebih kecil daripada pemberianNYA, musibahku tiada arti dibanding nikmatNYA.”

“Hanya pada ALLAH kuadukan susah & sedihku”; DIA-lah yang menuliskan ketetapan bagiku, DIA-lah yang menguji tanpa melampaui batas kemampuanku.”

“Hanya pada ALLAH kuadukan susah & sedihku”; DIA tunda siksa atas dosa & sabar menanti taubat ini; dariNYA ku berasal & padaNYA aku kembali.”

"Hanya pada ALLAH kuadukan susah & sedihku"; DIA yang menambah-lipatkan nikmat jika aku bersyukur, DIA yang menutup aib jika aku bermaksiat."


-@salimafillah

Saturday, March 1, 2014

✿ Jangan-jangan ✿


Jangan-jangan,
ada yang sedang menunggumu di pekarangan rumahmu yang nyaman.
memintamu keluar sambil mengulurkan tangan.
katanya: “Mari sini masuk dalam barisan.”

Jangan-jangan,
ada yang sedang menantimu di luar sana.
mengajak berlari bersama-sama.
yang menanti tanpa hentikan larinya sendiri.
yang menyempatkan diri, -pada nafasnya yang sudah mulai satu-satu-, untuk mengangkat lenganmu yang terjerembab kelelahan.
Katanya: “Bertahanlah, ini hanya sementara. Kita BISA! Sebentar lagi kita tiba!”

Jangan-jangan,
ada yang rela menahan nafasnya berlama-lama, berenang berlelah-lelah,
demi membangunkanmu yang tidur terlena. tenggelam dalam samudera yang dalam.
Dia yang tiada menyerah memutus mimpi-mimpimu yang fana,
lalu membawamu kepada udara.

Jangan-jangan,
entah dimana,
ada yang mendoakanmu diam-diam.
Diam-diam berdo’a. Do’anya diam-diam.
'celakanya' ia mendoakanmu pada akhir pertiga malam.
ia yang demikian tulus menjauhkan lambungnya dari hangat selimut.
menahan dingin air wudhu pada pagi yang berkabut.

Demi namamu di dalam do’anya:
yang dirimu sendiri bahkan mungkin tiada yakin, apakah ia-nya pantas terlantunkan demi engkau yang ikhtiarnya bahkan tiada mencapai rata-rata.
Tapi beruntung, do’a dalam tahajjud mungkin ibarat anak panah yang dilepas dari busur dengan cermat: ia akan mengena sasaran dengan tepat.

Jangan-jangan pada suatu pagi yang indah, ketika kau membuka pintu depan rumahmu itu, secercah senyum telah melengkung di depan mata.
ruas-ruas jarinya bertemu ruas-ruas jarimu.
katanya padamu: “Ayo kita segera berangkat, tenang saja, untukmu sudah kusiapkan bekal terbaik yang pernah ada.”
Lalu kau melihat kotak yang ia bawa.
Ah, sungguh kau bahkan tak terfikirkan untuk sekedar menjamunya dengan secangkir teh hangat, sementara ia bersusah payah, berberat-berat membawa sebaik-baik  bekal perjalanan mendaki surga: 'taqwa'.

Jangan-jangan,
di luar sana ada yang berpeluh-peluh mendoakan kebaikanmu.
menanti kesiapanmu.
mengetuk pintu rumahmu, mengulurkan tangan menjemputmu

Jangan-jangan ia memang nyata ada.

Sementara, berkacalah.
lihat dirimu,
apakah benar namamu-kah yang memang pantas tertulis pada do’a yang melesat ke angkasa fajar itu?
apakah pundakmu itulah yang pantas ia rengkuh?
apakah pintu rumahmu itulah yang pantas ia ketuk?

Ah, benar! ia nyata ada.

Belum sempat kau memikirkan jawaban dari kepantasan dirimu sendiri, telah kau dengar ketukan lembut namun menghujam tepat di hati.
Tetaplah dalam lingkaran
Bersungguh dalam kebaikan
Perbanyak yang diam-diam

Tidakkah sekarang kau curiga?

bahwa telah tiba giliranmu untuk mengulurkan tangan, mengulurkan cahaya lain di tengah kegelapan.
ditemukan.
menemukan.
mencari.
menjadi.

:’)

*Di jalan dakwah, ukhuwah kita tercipta..di jalan dakwah juga kita menua, insyaALLAH*

✿ Jika Saat Itu Tiba, Ayah ✿


Jika saat itu tiba, Ayah
Saat seorang lelaki asing datang
Kemudian dengan berani-beraninya meminta sesuatu padamu
Tidak tanggung-tanggung
Yang ia minta adalah gadis kecilmu
Ketahuilah, Ayah
Sudah menjadi kewajibanmu menyerahkan ia pada saatnya
Pada saat telah genap masa balighnya
Memang tidak mudah, Ayah
Memang tidak akan pernah mudah
Tapi ketahuilah, Ayah
Sungguh seseorang telah jauh-jauh hari berpesan padamu
Pilihlah yang baik agama dan akhlaknya
Niscaya gadis kecilmu itu akan baik-baik saja

✿ Our Old Dream ✿


Kita pernah bersama, tertawa dibawah langit yang sama..
Mem-petakan langit, menghitung bintang..
Agak bodoh ku bilang, tapi gila lebih tepatnya..
Kita berdo’a, bermimpi, dan berencana..Masa depan kita akan sangat indah….
Keliling dunia, tinggal di Madinah, mereguk jutaan ilmu, jadi penulis, mengangkat nama agama kita. itu impian.. Ingatkah kau???
Saat kita bermimpi menjadikan Andunisia (baca:Indonesia) seperti Andalusia yang berjaya??? 

Mungkin itu terakhir…sebelum takdir berbicara, bahwa kita harus sadar impian butuh perjuangan dan pengorbanan di atas keistiqomahan..

Fa idzaa ‘azamta fa tawakkal ‘ala Allah – jika kamu telah membulatkan tekad (niat kuat) maka bertawakallah kepada ALLAH 

(Qs. Ali Imran (3): 159)