Friday, September 19, 2014

✿ Ruang Tunggu ✿


"Tinggal masalahnya, mau diapakan ruang tunggu itu. Ada yang mengisinya dengan usaha, ada yang menjalaninya dengan tindakan yang sia-sia, ber-iri ria dengan pencapaian orang lain, atau bertanya tidak jelas entah kepada siapa, kapan saat untuk dirinya tiba. Ada yang menghiasinya dengan keluh-kesah dan menyalahkan, ada juga yang mengharumkannya dengan aroma kesabaran yang menyebar layaknya udara, yang terpusat di ruang tunggu, lalu perlahan menyeruak ke ruang lain di dalam hati. Tapi apapun itu, pada dasarnya, kita semua sedang melakukan hal yang sama; menunggu ketetapan-Nya tiba."

Adalah tunggu, ruang yang selama ini tertata rapi di hatiku, menanti kehadiran sosokmu yang entah akan seperti apa. Sosok yang nantinya akan menggenapiku. Aku tak tahu apakah kamu memang benar-benar orang baru yang belum aku kenal sebelumnya. Atau jangan-jangan, kita sudah pernah bertemu tapi belum sama-sama tahu. Ah sudahlah, kita lihat saja nanti.

Awalnya aku kira, menunggu adalah pekerjaan yang membosankan. Seiring berjalannya waktu, aku baru mengerti bahwa menunggu adalah salah satu kebijaksanaan yang diajarkan ALLAH. Iya, ALLAH selalu lebih tahu waktu yang paling tepat, bukan? Kita hanya harus menunggu sampai waktu yang tepat itu datang. Maka siapapun yang percaya bahwa ALLAH lebih tahu mana waktu yang paling tepat, harus selalu menyediakan ruang tunggu di hatinya.

Tinggal masalahnya, mau diapakan ruang tunggu itu. Ada yang mengisinya dengan usaha, ada yang menjalaninya dengan tindakan yang sia-sia, ber-iri ria dengan pencapaian orang lain, atau bertanya tidak jelas entah kepada siapa kapan saat untuk dirinya tiba. Ada yang menghiasinya dengan keluh-kesah dan menyalahkan, ada juga yang mengharumkannya dengan aroma kesabaran yang menyebar layaknya udara, yang terpusat di ruang tunggu, lalu perlahan menyeruak ke ruang lain di dalam hati. Tapi apapun itu, pada dasarnya, kita semua sedang melakukan hal yang sama; menunggu ketetapan-NYA tiba.

Terkait seberapa sebentar atau lamanya kita harus menunggu, ah aku pikir ALLAH punya kebijaksanaan yang cukup untuk menentukannya. Toh selama ini ALLAH tak pernah terlambat, DIA selalu tepat waktu. Lagipula sebentar atau lama itu harusnya tak terlalu menjadi masalah untuk yang memahami bahwa hidup bukanlah sekedar kumpulan waktu. Hidup adalah kumpulan kesadaran. Karenanya, nilainya bukan ditentukan dari seberapa sebentar atau lamanya, tapi seberapa banyak kesadaran yang kita miliki tentang kehidupan itu sendiri. Kesadaran yang menjelma menjadi hikmah juga pengalaman berharga dalam setiap episode kehidupan. Begitu juga dengan menunggu. Bukan permasalahan seberapa lama waktu tunggu, tapi tentang seberapa banyak hal berharga yang bisa kita dapatkan dari proses menunggu itu sendiri.

Lagipula, siapapun kamu nantinya, seperti apapun kamu yang dikirim ALLAH untuk menggenapiku, sekarang aku tak lagi merasa sedang menunggumu, sejak aku mengerti bahwa menunggu adalah bagian dari pertemuan itu sendiri. Jadi seumpama ALLAH baru mempertemukan kita setahun kemudian misalkan, maka sebenarnya pertemuan itu sudah dimulai sejak aku sadar dan mempersiapkan diri selayak mungkin untuk menyambutmu, siapapun kamu yang akan datang itu.

✿ Ketakutan ✿






Adalah ketakutan yang seringkali bersembunyi di balik kegagahan. Disimpannya rapat-rapat ketakutan itu. Takut orang lain tahu.

Adalah ketakutan yang seringkali menyulap janji menjadi harapan bagi orang lain. Meski tak sedikit yang nyatanya palsu. Diantara mereka ada yang sibuk menebar janji, dan yang lain sibuk mempercayai.

Adalah ketakutan yang seringkali membuat manusia hanya mampu berpindah tempat, tanpa sanggup berpindah hati.

Adalah ketakutan yang seringkali diulang-ulang dalam skenario hidup kita. Dengan itu kita begitu menghafalnya, seperti refrain dalam lagu-lagu. Yang pada akhirnya berhasil mengubah cara pandang kita memandang masa lalu: menertawainya bersama.

Adalah ketakutan yang seringkali diberangkatkan bersama waktu, yang katanya mampu mengobati hal-hal tertentu, termasuk luka dalam perasaanmu.

Adalah ketakutan yang seringkali membunuh akal sehat. Dicemaskannya berkali-kali. Takut diambil orang. Padahal rezeki tak pernah tertukar. Jika ALLAH tidak menakdirkan sesuatu (atau mungkin seseorang?) untuk kita, niscaya ia takkan pernah datang. Selama apapun kita menunggunya.

Adalah ketakutan yang seringkali menjelma menjadi kekuatan. Ibu dan ayahmu, misalnya. Ketakutannya kehilangan dirimu, membuat gravitasi seakan-akan berpusat padamu. Ia memperjuangkanmu, hidupmu, bahagiamu, semuanya. Bahkan mungkin hingga engkau sebesar ini.

Adalah ketakutan yang seringkali menjelma menjadi kegigihan. Sumayyah, ingatkah pada perempuan itu? Ketakutannya pada Pemilik Langit, membuat luka menganga tiada artinya. Jeritnya telah menjadi saksi, bahwa surga telah didekatkan padanya.

Adalah ketakutan yang seringkali menyulap kisah-kisah tidak mengenakkan, menjadi lebih pantas disyukuri.

Adalah ketakutan yang sanggup memendekkan jarak seseorang dengan apa yang sempat ditakutkannya.

Adalah ketakutan yang seringkali menjelma menjadi dirimu kini.

Jadi sampai disini, apa sebenarnya ketakutan terbesarmu?


Sincerely,

Aku, diantara ketakutan-ketakutanku..