Wednesday, February 6, 2013

♥ (✿◠ ‿ ◠)



"Pernah kah kau berpikir, bahwa dunia tempatmu berpijak teramat luas...
hingga sejenak kau terlupa, bahwa ada begitu banyak sudut di sekelilingmu....
....................................mengitari tiap langkahmu.......................................
dan setelah begitu jauh kau melangkah dan berlari, kau tersadar...
tentang bisikan sudut yang terus memperhatikanmu, menyayangimu dalam tiap bilangan hari, dan menantikan tawamu meski perlahan....
Lihatlah...!! dia masih slalu ada di sana, hingga kau tak mampu lagi percaya..."

♥ (✿◠ ‿ ◠)

✿ about a little princess ✿


"Cakrawala. Seperti layar yang memutar adegan demi adegan. Cinta itu. Sandiwara itu. hingga tangan yang harus melepas genggaman begitu berat.
Dulu. Dulu sekali. Ketika kau adalah hujan, aku begitu ingin menjadi hutan. Hutan yang menampung semesta hujan. Hingga di suatu hari yang sangat ingin dilupakan, hujan menjelma selangit bah. Menghanyutkan kota. Memporak-porandakan hutan.
Kita saling melawan arah jalan. Melewati jalan-jalan baru. Menuju rumah baru. Sambil ragu berharap ada lagi sebuah pertemuan. Laut menengadahkan tangannya. Seakan siap menerima apa saja yang hendak jatuh dari langit.
Kita tanggalkan siapa diri kita sebenarnya. Malam ini. Masa lalu dan masa sekarang, tak benar-benar berbeda buat kita." #ceracauhujan

(( Kadang, kita mencintai seseorang begitu rupa ... hingga tak menyisakan sedikitpun ruang bagi orang lain, bahkan untuk sekedar bertanya "Inikah kebahagiaan yang sebenarnya?" ))


The little story, about a little princess ... ( ื▿ ืʃƪ)

Setiap orang ingin mempunyai sebuah kerajaan kecil dalam hidupnya. Mempunyai singgasananya sendiri, tongkat ajaib yang bersinar-sinar cahaya, seekor kuda putih bersayap malaikat, gaun yang indah, mahkota cantik yang merekah mewah, dan seseorang yang mau menjadi bagian terpenting dalam kerajaannya untuk kemudian menempati singgasana terindah di samping tahtanya.

Hidup sang putri akan terasa begitu sempurna. Gemerlap putri impian bagi tiap gadis pada masanya telah menjadi hal yang lumrah bagi takdirnya. Lalu suatu ketika sang waktu akan mulai menjalankan perannya dengan memberikan kutukan-kutukan kecil bagi sebuah kerajaan yang nampak begitu sempurna. Akan ada air mata di sana, akan ada kesedihan menyapa, dan akan ada masa lalu yang tak pernah mampu terlupa.

Sang waktu mengajarkan putri tentang rasa resah, rasa gundah, juga sedikit sesak di dada. Istana yang megah, pengawal yang berbaris tabah, dan harta yang berlimpah kemudian berbisik lirih. Mencoba mengabarkan tentang sedikit perbedaan. Bahwa terkadang, cinta juga mampu berselisih dan tak sejalan.

Kemudian sang putri mencoba mengingat-ingat tentang semua pagi yang alpa ia syukuri karena masih bisa terbangun dan tersenyum untuk cintanya. Semua siang yang ia habiskan dengan merindukannya, juga malam-malam yang ia tutup dengan doa memohon kebahagiaan untuknya.Lalu seperti air mengalir, cinta pun akan mengalir menuju muaranya: keikhlasan.

(( Boleh saja kau mengingkari tiap kesedihan, kesakitan, juga letih yang kau rasakan dan mengatakan, "Percayalah, Aku akan baik-baik saja ..." Namun ingatlah, alam pun terkadang mendengar desahanmu. Dan Tuhan terus memelukmu erat meski tanpa kau sadari ))

Friday, February 1, 2013

✿ Elegi bintang ✿



Entah mengapa bintang sama sekali enggan datang malam ini


Ini sudah terlalu larut, mana mungkin mereka masih betah dengan peraduannya ?

Oh, aku tau.. mereka bukan terlalu betah. 

Mereka hanya terlalu jengah. 

Mereka minder. Kehilangan percaya diri nampaknya.

Mereka kalah oleh lautan cahaya dibawah sana.

Ia terlalu bersinar. Cantik sekali. Seperti jutaan kunang-kunang. Ingin kutangkap satu untuk oleh-oleh.. 

Mereka marah pada gedung-gedung tinggi.

Ia terlalu angkuh dan sombong. Hingga berani mencakar-cakar langit. Kediaman milik mereka.

Mereka sepertinya sebal pada papan-papan billboard itu.

Mengalihkan perhatian insan yang hendak melirik mereka, bahkan para insan itu lebih tertarik pada papan yang bersinar. Hhh.. Bintang sejati hampir putus asa.

Agar sang bintang tidak bunuh diri karena putus asa, aku memanggilnya

“Wahai bintang, bolehkah aku minta sesuatu darimu ?” Tanyaku

“Apa itu ?” Jawab sang bintang

“Aku ingin kau tetap bersinar. Tidak, bukan disini. Bukan tempat dimana tingginya bianglala hampir mencapaimu” Kataku

“bukan juga tempat dimana hotel-hotel berbintang. Maksudku, hotel deluxe mengalahkan posisimu dalam melepas penat” lanjutku

“apalagi tempat dimana orang-orang bahkan tak mempedulikanmu sama sekali saking terlenanya oleh langit berpendar lainnya” timpalku

“Lalu dimana tempatku ?” Tanya sang bintang bingung

“aku ingin kau tetap bersinar dihati mereka” kulemparkan senyum termanisku padanya sambil menunjuk segerombol anak-anak yang berlari riang di tengah pematang sawah. 
Di potongan bumi yang lain.

“Mereka, calon bintang masa depan. Lautan cahaya itu tak pernah sampai pada mereka. Lautan cahaya itu hanya berputar ditempat seperti putaran galaksi yang dilihat sejauh 600 km cahaya jauhnya. Kau akan membuat mereka bermimpi. Bermimpi menemukan tetesan lautan cahaya dan membuatnya dengan tangan mereka sendiri” ucapku berapi-api

“Aku tidak mau !” tolaknya

“hah ? mengapa ?” tanyaku tak mengerti.

“Mereka pasti akan seperti penghuni lautan cahaya itu. Tak akan pernah lagi mempedulikanku. Aku pasti menjadi yang terbuang lagi !” serunya sedih.

“Tidak akan bintang. Mereka adalah penerus kami. Orang yang peduli padamu. Mereka akan selalu memandang kagum kearahmu. Dan saat siang, mereka menyimpanmu dihati mereka. Karena engkaulah motivator terhebat mereka.” 

“Sungguh?” sang bintang menghela napas. “Baiklah kalau begitu. Lalu siapa sebenarnya mereka ?” lanjutnya

“Mereka adalah anak-anak yang menggantung-gantung dibawah grafik garis kemiskinan. Kalau saja pegangan mereka tidak kuat, maka mereka tentu akan terjun bebas kebawah. Mereka berada ditempat saudaramu, sang Alam, tempat dimana gunung tinggi asri menjulang. Pantai bersih tak tersentuh tangan jahil. Sungai-sungai yang airnya tak pernah lelah bermain kejar-kejaran”

“Mereka, Anak Desa yang berkilau. Lebih berkilau dari sinarmu”

(✿◠ ‿ ◠)