Saturday, September 29, 2012

aroma gerimis


Aroma gerimis itu datang lagi,
memekarkan jiwaku,
asal tahu saja ,
aku begitu merindukannya,
karena dialah peradabanku,
yang mengijinkan batinku tertawa.
Sekawanan burung yang berbaris indah,
tak jua hendak mengepungku,
datanglah sahabat-sahabatku,
hitamkan aku dengan warnamu,
hilangkan silsilah yang membelengguku,
dan ajari aku melebur dalam gelap tanpa harus lenyap..merengkuh rasa takut tanpa harus larut....
Pada sebuah titik di mana aku meletih,
kukagumi daun-daun yang jatuh,
karena dia amatlah tangguh,
menantang kepongahan badai,
lalu berteriak dengan lantang,
“Telah kuselaraskan kehidupan” .
Demikianlah adanya,
aroma gerimis itu akhirnya pergi juga,
menyisakan kedamaian,
tetapi bukanlah berakhirnya usahaku,
untuk bersamanya di ujung cakrawala,
pada saatnya nanti...

negeriku..


mana ada negeri sesubur negeriku?
sawahnya tak hanya menumbuhkan padi, tebu, dan jagung
tapi juga pabrik, tempat rekreasi, dan gedung
perabot-perabot orang kaya didunia
dan burung-burung indah piaraan mereka
berasal dari hutanku
ikan-ikan pilihan yang mereka santap
bermula dari lautku
emas dan perak perhiasan mereka
digali dari tambangku
air bersih yang mereka minum
bersumber dari keringatku
mana ada negeri sekaya negeriku?
majikan-majikan bangsaku
memiliki buruh-buruh mancanegara
brankas-brankas ternama di mana-mana
menyimpan harta-hartaku
negeriku menumbuhkan konglomerat
dan mengikis habis kaum melarat
rata-rata pemimpin negeriku
dan handai taulannya
terkaya di dunia
mana ada negeri semakmur negeriku
penganggur-penganggur diberi perumahan
gaji dan pensiun setiap bulan
rakyat-rakyat kecil menyumbang
negara tanpa imbalan
rampok-rampok diberi rekomendasi
dengan kop sakti instansi
maling-maling diberi konsesi
tikus dan kucing
dengan asyik berkolusi
(by : mustofa bisri)

Friday, September 28, 2012

cantik,izinkan aku menunduk

Menurut Ibnu 'Abbas, Syaithan menempati tiga lokasi dalam diri seorang lelaki :
* pandangan
* hati
* ingatan

Sementara kedudukan syaithan dalam diri seorang wanita menurut beliau ada pada :
* Lirikan mata
* hati
* dan kelemahannya

luar biasa....!!!
betapa semua titik lemah manusia telah diketahui syaithan, sehingga di titik lemah tersebut ujian datang...
DEMI ALLAH....ada banyak laki-laki jujur akan mengakui kalo titik lemahnya ada pada kecantikan wajah...
begitu juga dengan wanita...sejujur para istri bangsawan mesir di masa Nabi Yusuf 'Alayhis Sallam yang mengiris-iris jemarinya menyaksikan ketampanan yang membius...cukuplah keterpanaan mereka mewakili perasaan lelaki.."HasyaALLAAH...ini bukan manusia, ini malaikat yang mulia" (QS. Yusuf : 21)

Di tengah kejujuran itu, biarlah kita merindu sosok-sosok yang pandangannya selalu tunduk menyerusuk ke kedalaman bumi....
walaupun ia menyimpan kekaguman pada kecantikan mahakarya ALLAH, tapi kemampuan membedakan mana yang halal dan mana yang haram baginya telah mengajarkan padanya untuk berkata :
"CANTIK....IZINKAN AKU MENUNDUK"

My opinion


Bapak demokrasi sendiri = PLATO+ARISTOTELES mengatakan DEMOKRASI ADALAH SISTEM YG BURUK YG TDK COCOK DITERAPKAN DLM SISTEM PEMERINTAHAN...
Lalu kenapa anak kemaren sore membela mati2-an sistem buatan kafir ini yg mencampakan syariat Islam ke tanah karena syariat Islam dlm sistem demokrasi bukanlah OBLIGASI/WAJIB tapi hanya sekedar OPSI..mengislamkan demokrasi sama saja mengatakan = "AIR ALKOHOL DICAMPUR DG AIR ZA-ZAM BIAR KELIHATAN HALAL"

*just an opinion*

DON TRAI DIS ET HOM!


DON TRAI DIS ET HOM!

dulu upload gambar2 masjid...pada protes......huuuuuu gambar masjid terus....emangya islam cuma masjid!...lalu Na upload gambar, pergerakan mahasiswa....pada protes.......huuuuu...cuma mahasiswa doang! .....lalu Na upload gambar senjata2...pd protes.....huuuuu.....senjata doang mana jihadnya?....lalu Na upload gambar jihad....pada protes....huuuuuuu....jihad melulu! lalu Na upload gambar korban pembantaian umat islam...lalu masih pada protes juga......huuuuu....gambarnya serem2 n horor mulu! lalu Na upload gambar yg lucu2...pd protes...........huuuuuuuuuuuuuu........kok sekarang pindah haluan n jadi komedian yah? ...... ^_^

ada cerita seorang bapak dan anak hendak bepergian kesuatu daerah dg membawa keledai........si-anakpun naik keledai dan bapaknya jalan kaki.......melewati pasar orang yang melihat pada PROTES dan mengigau: "HUUUU...ANAK TAK TAU DIRI DAN KEJAM, MASA BAPAKNYA DISURUH JALAN!".....mendengar hal itu keduanya sepakat untuk gantian, kali ini sibapak yg naik keledai sedang sianak jalan kaki........melewati sebuah pasar, ada igauan lagi : "HUUUUU...ORANG TUA TAK TAU DIRI...KASIAN SEKALI ANAKNYA DISURUH JALAN..SEDANG ANAKNYA DISURUH JALAN KAKI! TAK BERPERIKEMANUSIAAN!"....mendengar igauan mereka, sang anak dan ayah sepakat untuk tidak menaiki keledai, melewati sebuah pasar lagi-lagi mendengar igauan orang dipasar: "ORANG KOK TOLOL BANGET SIH...PUNYA KELEDAI MALAH GAK DIPAKAI..OTAKNYA TARUH DIMANA???"......mendengar igauan dipasar tadi....anak dan ayah sepakat naik keledai bareng-bareng..................melewati sebuah pasar lalu keduanya mendengar igauan lagi: "DASAR PARA MANUSIA KEJAM...SADIIEZZ, MASA KELEDAI DINAIKIN BUAT DUA ORANG!!!"....mendengar igauan orang dipasar tadi........antara ayah dan anak sudah kehilangan akal bagaimana caranya membuat orang lain BERPRASANGKA BAIK KEPADA KEDUANYA.................dan akhirnya keduanyapun sepakat untuk jalan tapi keledainya gak ditunggangi..karena keledainya digotong keduanya (ayah dan anak)....dan sikeledai yang digotong kedua orang anak dan ayahpun teriak........"CIHUIIIIIII ASYIIIIIIIIIKKKKK!!!" orang-orang dipasar yang melihat keduanyapun teriak...."ORANG GILA...ORANG GILA.."....tak kalah seru, kedua orang itu yakni ayah dan anakpun teriak..."WEEEEE BIARIN WEEEE".....sementara si-keledai tertawa dg bahagianya........... inilah contoh korban, jika menuruti apa kata mulut manusia dan tak memiliki idealisme sendiri


KU-JILBAB-I ENGKAU DG KAIN KAFAN


SENYUMAN TERAKHIR : KU-JILBAB-I ENGKAU DG KAIN KAFAN

ANDAI MASIH DIBERI WAKTU..

Hari ini jasadku meninggalkan cangkang emasnya..
Mungkin esok hari atau lusa..
Jenazahku dikebumikan..
Perlahan..
Tubuh ini tertimbun tanah..
Aku sendirian..
Aku sendirian..
Aku sendirian..

Aku disini sendirian..
Menunggu datangnya pertanyaan..
Menunggu saatnya perhitungan..
Menyesal sudah tidak berguna..
Pintu tobat sudah tertutup..
Meratap, hanya itu yang tersisa..

Yaa ALLAH Yaa Rabb..
Ibarat permainan, ini permainan yang "kurang fair"..
ENGKAU tak pernah beritahukan akhir permainan ini..
Kini baru kutau..
Waktuku bermain telah selesai..

Yaa ALLAH Yaa Rabb..
Andai ENGKAU beri lagi aku satu kesempatan..
Satu hari saja..
Kuingin mohon maaf pada mereka..
Bapak ibuku..
Sanak saudaraku..
Keluarga kerabatku..
Tetangga dan temanku..
Sahabat dan juga semua yang kukenal..
Yang selama ini telah tersakiti oleh ucapanku..
Yang selama ini telah terdzalimi oleh perbuatanku..

Yaa ALLAH Yaa Rabb..
Kini baru kusadari..
Harta yang selama ini kukumpulkan..
Rumah yang kubanggakan..
Kendaraan yang kusombongkan..
Deposito yang kuandalkan..
Asuransi yang kubayarkan..
Ternyata..
Tidak sedikitpun mampu menolongku..
Bahkan itu semua menjadi penambah dosaku di sisi-MU..
Duh, bodohnya diriku..

Yaa ALLAH Yaa Rabb..
Mengapa kusia-siakan hidup yang hanya sekali itu..
Andai ENGKAU berikan lagi aku waktu..
Sehari saja atau..
Setengah hari saja..
Walau..
Kutau itu tak mungkin lagi..

Kini..
Semua menjadi tak berarti..
Aku tinggal sendiri..
Tinggal sendiri..
Sendiri..
Hingga saat yang Kau janjikan tiba..
Hari penghitungan seluruh amalku..
Entah berapa lama..
Aku hanya bisa menunggu..

Yaa ALLAH Yaa Rabb..
Sampaikan salamku teruntuk semua sahabatku..
Yang selalu menasehati dan mengingatkanku..
Akan hari terakhirku di dunia ini...

----
"Mayit itu diikuti oleh tiga; dua kembali dan satu yang tetap bersamanya. Dia diikuti keluarganya, hartanya dan amalnya. Keluarga dan hartanya kembali, sementara amalnya tetap bersamanya.."
[HR Bukhari, Muslim, an-Nasai, at-Tirmidzi dan Ahmad]

Thursday, September 27, 2012

untitled


Kutatap horison di langit senja…
Pada garis-garis lembayung dan nila…
Senja-senja pada masa-masa yang tak lagi sama…


Senja, meredup…berharap fajar asa kan menyingsing…


Ingin segera kutinggalkan senja, menuju benang putih sang fajar itu…
Tapi, siapakah yang dapat menjamin, akan ada senarai fajar esok, membersamaiku bersama asa baru?

kenapa cinta tak terlihat..?


Kenapa kita menutup mata kita ketika kita tidur?
ketika kita menangis? ketika kita membayangkan ?
itu karena hal terindah di dunia ini tidak terlihat...


Ketika kita menemukan seseorang yang keunikannya
SEJALAN dengan kita...
kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu keindahan yang serupa yang dinamakan CINTA


Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan
Orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan....
tapi ingatlah.......melepaskan BUKAN akhir dari dunia,

Melainkan awal kehidupan baru


Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis,
mereka yang telah mencari.....dan mereka yang telah mencoba
Karena MEREKALAH yang bisa menghargai betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka.....


CINTA yang AGUNG?
adalah ketika kamu menitikkan air mata dan MASIH peduli terhadapnya...
adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH menunggunya dengan setia
adalah ketika dia mulai mencintai yang lain dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata 'Aku turut berbahagia untukmu'


Apabila cinta tidak berhasil....BEBASKAN dirimu Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas LAGI


Ingatlah.... bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya...
tapi ketika cinta itu mati, kamu tidak perlu mati bersamanya....


Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu menang, MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh


Entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan, kamu belajar tentang dirimu sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada HANYALAH penghargaan abadi atas pilihan-pilihan kehidupan yang telah kau buat


TEMAN SEJATI...mengerti ketika kamu berkata 'aku lupa....'
menunggu selamanya ketika kamu berkata 'tunggu sebentar'
tetap tinggal ketika kamu berkata 'tinggalkan aku sendiri'
membuka pintu meski kamu belum mengetuk dan berkata 'bolehkah saya masuk?'


MENCINTAI.....
Bukanlah bagaimana kamu melupakan, melainkan bagaimana kamu memaafkan
Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan, melainkan bagaimana kamu mengerti
Bukanlah apa yang kamu lihat, melainkan apa yang kamu rasakan
Bukanlah bagaimana kamu melepaskan, melainkan bagaimana kamu bertahan


Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati dibandingkan menangis tersedu-sedu
Air mata yang keluar dapat dihapus, sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang....


Dalam urusan cinta, kita SANGAT JARANG menang.....
tapi ketika cinta itu TULUS,
meskipun kalah, kita tetep MENANG
hanya karena kamu berbahagia........
dapat mencintai seseorang......
LEBIH dari kamu mencintai dirimu sendiri.....


Akan tiba saatnya dimana kita harus berhenti mencintai seseorang
BUKAN karena orang itu berhenti mencintai kita,
MELAINKAN karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya


Kadang kala, orang yang kamu cintai
adalah orang yang PALING menyakiti hatimu dan kadang kala, teman yang menangis bersamamu adalah cinta yang tidak kamu sadari

 dikutip dari Novel Dr. Ikram Abidi, “Cinta yang Terlambat”

Wednesday, September 26, 2012

biru itu, aku..



Memang tidak gampang menandai penyuka warna ini. Kadang kelihatan lembut, kadang kelihatan sangat periang dan kadang tertutup. Yang pasti mereka amat dikuasai oleh emosinya. Mereka gampang terharu hanya untuk urusan yang kelihatannya sepele buat kebanyakan orang. Mereka gampang menangis dan gembira untuk hal yang menyentuh perasaannya.

Tapi tak ada yang membuat mereka tersinggunng sekali. Mereka sebetulnya orang yang penyabar, tidak pendendam meskipun hatinya sering luka atau dilukai. Ia melihat dunia ini sebagai satu wilayah yang romantios sekaligus mengandung banyak ranjau yang bisa membahayakan suasana hatinya. Ada kalanya ia tersungkur dan mundur, tapi penyuka warna biru biasanya tabah dan mencoba
untuk bangkit dan berusaha mencapai apa yang diinginkan.

Bedanya dengan warna lain, ia tidak menggebu-gebu. Ia selalu tenang, sopan, tidak terlalu mencolok dalam bersikap, tidak ekstrim dan menghindari kalimat yang sinis, tajam atau kasar. Ia ingin berdamai dengan dunia, dengan alam semesta dan seluruh mahluk yang ada di bumi. Ini jangkauan gedenya. Jangkauan kecilnya, ia ingin ramah dengan siapa saja dan ingin juga mendapatkan keramahan yang serupa.

Tapi apa yang menjadi unggulannya. Ia selalu berusaha rapi tapi tidak genit. Ia selalu berusaha tampil sebaik-baiknya, tapi tidak sok. Ia selalu ingin lebih baik dari orang lain tanpa harus menganggap orang lain sebagai saingan yang harus disingkirkan.

Ada kalanya penyuka warna biru nampak loyo dan selalu hal ini berkaitan dengan emosi jiwanya. Ia memang tidak bisa menerima situasi yang dirasakan atau yang orang lain rasakan kalau hal itu dianggapnya tidak adil.
Mereka yang menyukai warna biru yang gelap cenderung lebih suka menarik diri dan lebih gampang tersentuh perasaannya. Sebaliknya mereka yang menyukai warna biru yang cenderung lebih terang lebih periang dan bisa menerima segala sesuatu dengan lebih positif. Yang menyuka warna biru mencolok atau biru benhur, termasuk bukan dalam golongan penyuka warna biru kebanyakan. Ia amat ekstrovert, terbuka dengan emosinya. Dan emosinya itu gampang membara. Ia memang beda dengan penyuka warna biru yang lain.




Untuk ia, temen penyemangat, guru dan gudang ilmuku :')



merangkai kembali potongan2 ukhuwah kita di langit senja..
hanya bisa terpaku..
karna smua hanya tinggal sobekan tanpa makna......

:’)

Na ga tau knapa dia berubah...bener2 berubah...salah Na apa..? knapa segitu bencinya sama Na..?
Na ingin dia yang dulu...selalu tertawa lepas...slalu ucap salam duluan kalo chat...

tapi...
sepertinya mustahil...
dia benci banget kayaknya sama Na :')


dia bilang ga benci sama Na, tapi selalu kasar dan ketus...huuufttt...
Na baru tau kalo ternyata dia rapuh...rapuh banget.. :')
dan salah Na udah bikin dia marah besar sampe2 dia blokir Na :')

Ya sudah lah..
toh Na juga ga bisa maksa seseorang tetep jadi temen Na bukan...?
seberapa pun dia benci sama Na...Na ga akan benci dia...karna Na jalin ukhuwah dengan dia bukan basa-basi...

Na akan slalu do'ain dia...semoga ALLAH ringankan masalahnya...dan hei, bukankah do'a seorang muslim untuk saudaranya itu mustajab...? aamiin Yaa Rabb...

"do'a muslim untuk saudaranya (tanpa sepengetahuan saudaranya) itu mustajab (makbul) ada 1 malaikat ditugaskan setiap kali ia mendo'akan saudaranya, maka malaikat itu berkata, "aamiin, walaka bimitslin (kabulkan Yaa ALLAH dan untukmu (yang berdo'a) seperti itu pula"
(HR. Muslim)


*tiba2 aja kangen dia yang dulu.... temen penyemangat, guru dan gudang ilmuku*

maaf yaaah bloggieeee Na meracau lagiiiii :')






edisi romantic satnite ^_^


Hiwaarun bayna zawjin wa zawjati-hi.
(Percakapan antara seorang suami dengan istrinya)
...
Qoola lahaa maazihan:
( Seorang suami berkata kepada istrinya sambil
becanda:)
SUAMI : "Hal hunaaka rojulun ajmalu minnii...?"
("Apakah ada laki-laki yang lebih tampan dariku...?")
Shomatat
(Istrinya terdiam)
...
tsumma qoolat:
(Kemudian berkata) : "Laa adrii" ("Aku gak tahu")
SUAMI : "idzan afdlolu minni?" ("Kalau yang lebih baik
dariku?")
ISTRI : "Laa adrii aydlon" ("Aku juga gak tahu")
SUAMI : "Aw rojulun aroqqu minni?" ("Atau laki-laki yang
lebih gentle / lembut dariku...?")
ISTRI : "Qultu laka laa adrii." ("Sudah aku katakan
kepadamu, aku gak tahu")
SUAMI : "Kayfa laa tadriin?" ("Kok kamu gak tahu...?")
ISTRI : "Na'am laa adrii..!" ("Ya... Gak tahu aja..!")
"Fa-kayfa anzhuru ilaa ghoiri-ka min ar-rijaal wa anta
ma'ii..."
(Kemudian sang istri berkata):
"Bagaimana aku bisa melihat laki-laki selainmu padahal
kamu bersamaku...!"
Fa-kayfa lii an adriya man huwa ajmalu min-ka wa anta
ajmalu syakhshin ro`at-hu 'aynaaya..."
"Bagaimana aku tau siapa laki-laki yang lebih tampan
darimu padahal kamu adalah laki-laki yang paling
tampan dalam pandangan kedua mataku...!"
Fa-kayfa lii an adriya man huwa afdlolu min-ka wa anta
afdlolu insaanin ilaa qolbii...
"Bagaimana aku tahu laki-laki yang lebih baik darimu,
padahal kamu adalah manusia terbaik di dalam
hatiku...!"
Fa-kayfa lii an asy'uro bi-man huwa aroqqu min-ka wa
anta saroq-ta jamii'a masyaa'irii...
"Bagaimana aku bisa merasa ada laki-laki yang lebih
gentle/lembut
darimu, padahal kamu telah mencuri semua
perasaanku..."

so sweeeeet... ^_^

therapy water...mariii minuuum... ^_^


KEKENTALAN DARAH DLM TUBUH, BAGAIMANA BISA TERJADI?
Ada satu pertanyaan, yaitu:
"Mengapa kita hrs minum AIR putih banyak2?"
Sebenarnya jawabannya cukup "mengerikan" tetapi karena sebuah
pertanyaan jujur hrs dijawab dgn jujur, maka topik tersebut bisa dijelaskan sbb:
...
Kira-kira 80% tubuh manusia terdiri dari AIR.
Malah ada beberapa bagian tubuh kita yg memiliki kadar air di atas 80%. Dua organ paling penting dgn kadar air di atas 80% adalah:
OTAK dan DARAH.. !!
Otak memiliki komponen Air sebanyak 90%,
Sementara Darah memiliki Komponen Air sebanyak 95%...
Jatah minum manusia normal sedikitnya adalah 2Liter sehari atau 8Gelas Air putih sehari..
Jumlah di atas hrs ditambah bagi seorg PEROKOK..
Air sebanyak itu diperlukan utk mengganti cairan yg keluar dari tubuh kita lewat Air Seni, Keringat, Pernapasan, dan Sekresi..
Apa yg terjadi bila kita mengkonsumsi kurang dari 2 Liter sehari???
Tentu tubuh akan menyeimbangkan diri. Caranya...?
Dgn jalan "Menghisap" Air dari komponen tubuh sendiri dari OTAK...?
Belum sampai segitunya (Wuih...bayangkan jika Otak kering bgmn jadinya.?),
melainkan dari sumber terdekat : DARAH!!
Darah yg dihisap Airnya akan menjadi Kental.
Akibat pengentalan Darah ini, maka perjalanannya akan kurang lancar
ketimbang Darah Encer.
Saat melewati Ginjal (tempat menyaring Racun dari Darah)
Ginjal akan bekerja Extra keras menyaring Darah.
Dan karena Saringan dlm Ginjal halus, tidak jarang Darah yg kental bisa menyebabkan perobekan pada Glomerulus Ginjal.

Akibatnya,Air Seni anda berwarna kemerahan,tanda mulai Bocornya saringan Ginjal. Bila dibiarkan terus menerus, Anda mungkin suatu saat hrs mengeluarkan
2jt Rupiah seminggu utk Cuci Darah
Bgm dgn OTAK.?
Nah saat Darah Kental mengalir lewat Otak, perjalanannya agak tersendat.
Otak tdk lagi "Encer",krn Sel2 Otak adalah yg paling boros
mengkonsumsi Makanan & Oksigen. ini yg mengakibatkan "STROKE"

wanna be like u...


Wahai engkau yang teramat ingin mencintai ALLAH dan Rasul-NYA sepenuh hati..

Beritahu kami, bagaimana caranya engkau mau mengorbankan segala-galanya hanya untuk mendapatkan ridho ILAHI..

Ajari kami, bagaimana caranya engkau hidup di dunia untuk akhirat..

Ajak kami, agar kami bisa ikut masuk surga bersama-sama dirimu..


*****


Wahai engkau yang bisa menikmati kesulitan hidup yang dijalani karna yakin dengan janji-janji ALLAH..

Jangan engkau tinggalkan kami yang bodoh dan lemah ini..

Jangan engkau palingkan wajahmu karena wajah kami yang senantiasa memicingkan mata ketika melihatmu..

Jangan buat kami menyesal di dunia ini..


*****


Wahai engkau yang menghendaki kehidupan akhirat..

sungguh mulut ini tak henti-hentinya mencaci maki dirimu..

namun sesungguhnya kami hanya iri padamu..


*****


Wahai.. siapapun disana...

kami haus akan agama!

kami haus akan iman!

kami pun..

ingin seperti kalian... :(

*****

think (..?)


Apa yang akan kau lakukan jika Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam berkunjung ke rumahmu ?

 Akankah kau sibuk mencari-cari buku hadits atau fiqih Islam
dan langsung dipajang dalam lemari bukumu?

Akankah kau sibuk mencari-cari Al-Qur'an
dan segera diletakkan dengan sempurna agar terlihat olehnya?

Akankah kau sibuk mematikan televisi, mematikan komputer, menyingkirkan DVD
dan semua barang yang membuatmu lalai?

Akankah kau sibuk menyiapkan baju-baju gamis.. kopiah.. jilbab-jilbab panjang
agar terkesan bahwa kau seseorang yang mencintai sunnahnya ?


Akankah kau sibuk mencoba menjadi seseorang yang dengan secara mendadak
mencintai dirinya ???


eeeng...iiiing...eeeeng :D



Dahulu, ketika Na masih SD ada sebuah fenomena yang sangat menarik untuk Na ceritakan kali ini...Fenomena itu adalah tentang pesawat lewat...eeeng iiing eeeng ...

Setiap kali ada deru pesawat terbang yang lewat di atas atap sekolah kami, kami punya kebiasaan untuk berbondong-bondong keluar kelas lalu menengadahkan wajah ke langit, melihat pesawat itu hingga lenyap dan tak lagi dapat terlihat oleh lapangan pandang. Setiap kali menatap pewawat lewat, kami selalu berbinar-binar sambil membayangkan "Kapan yah, aku bisa duduk di atas pesawat itu dan terbang mengelilingi dunia?". Mungkin bisa dimaklumi, kami yang didaerah margin ini memang tak satu pun yang pernah naik pesaawat kala itu... Mungkin bisa dimaklumi juga bahwa rata-rata orang tua kami adalah petani, pedagang dan juga ada yang PNS...

Kebiasaan menengadah ke langit ketika pesawat lewat rupanya tak bisa lepas dari Na. Setiap kali mendengar deru pesawat lewat, Na secara refleks menengadah ke langit lalu menatapi pesawat itu... Dan setiap kali Na menyadarinya, Na tak bisa menahan senyum, mengingat bahwa Na adalah anak kampung yang dulunya selalu sumringah ketika melihat pesawat lewat...

Sama seperti Na menatap sebuah mimpi...
Berkali-kali kandas...
Berkali-kali berjumpa kegagalan...

Kadang, ada masa di mana ia berada pada puncak grafik kosinus, ketika Na begitu bersemangat menaklukkan hidup dan begitu berlari mengejar mimpi. Namun, ada pula masa di mana Na berada di lembah grafik kosinus itu, bertemankan keterpurukan, kegagalan, dan  ketidakbisaan lainnya.

Ya, karena kita memang tak berhak untuk MERASA LEBIH dari pada orang lain lantas memandang rendah orang lain. Yang kita punya justru adalah keterbatasan-keterbatasan. Tidak semua hal bisa kita lakukan. Tidak semua hal kita memiliki kapabilitas di sana. Hanya orang bodoh sajalah yang mengatakan dirinya pintar... Ya, karena hanya orang bodoh saja yang tak pernah menyadari keterbatasannya...

Sungguh, ketika kita bisa, itu bukan semata-mata atas kemampuan dan kepintaran diri kita saja. Tapi ALLAH-lah yang mengilhamkan ilmu itu kepada kita. Ya, karena ALLAH-lah yang memberikan rizki kepahaman dan menyisipkan hikmah ke relung hati kita... Dan ketika kita tak bisa, itu jua adalah karena keterbatasan kita..
Keterbatasan bukan berarti kita berhenti sampai di sini saja. Akan tetapi adalah sebuah cara untuk mensyukuri ketika kita meng-optimalkan segala potensi yang ALLAH beri...

Hehe, postingan kali ini juga dalah sebuah postingan yang benar-benar tak sekuens dan tak pula memiliki hubungan antar paraghrafnya...hee....
Jadiii, mohon dimaklumi sahaja yah Bloggie..... ^_^



Seperempat abad plus plus plus plus ^_^



Ada segurat senyum tak terdefinisi kali ini. Menatapi lembaran-lembaran rencana yang dahulu pernah kutuliskan. Seperempat abad plus plus plus plus... Mungkin terdengar ‘mengerikan’. Tapi, siapakah yang dapat menghentikan waktu? Hanya waktulah satu-satunya laju yang takkan pernah berhenti, sampai ujung ketetapan-NYA, ketika dimensi waktu itu tak lagi sama. Sama seperti saat ini.

Seperempat abad plus plus plus plus, lalu catatan rencana. Lagi-lagi segurat senyum. Atas catatan-catatan rencana, yang belumlah menjadi wujud nyata. Perlahan. Aku mulai berdamai dengan segenap realita. Tak lagi mengawang, mengambang, dan mengangin. Sebab, beginilah catatannya. Ya, beginilah catatannya… Karena catatan itu, sungguh TAK PERNAH SALAH!

Ah, Seperempat abad plus plus plus plus...
Bukan…. Bukan umur yang panjang yang lebih kuingin, tapi aku ingin umur yang berkah… Umur yang memberikan kemanfaatan… Dan umur yang bernilai… Mungkin tak perlu panjang. Tapi, aku sangat berharap—sekali lagi, ia nya adalah segenap keberkahan, kemanfaatan dan bernilai…


Telah banyak waktu terbuang, telah banyak yang tertinggal, telah banyak yang luput… Semoga segalanya adalah pelajaran… Pelajaran tentang waktu yang amat singkat ini adalah homologus waktu yang amat menentukan. Pelajaran tentang kerugian besar ketika menyia-nyiakan kesempatan singkat ini… Pelajaran tentang hari esok yang lebih panjang lagi, ketika masa singkat ini dipertanggungjawabkan. Ketika segala yang telah kulakukan dipersaksikan. Lalu, akan tenggelam dalam keringat malu yang seberapa dalam kah? Astaghfirullaah…

Wahai diriku, ingat-ingatlah hari ketika ada sekelompok orang berkata, “Lebih baik dahulu aku menjadi tanah” (Qs. 78:40), ketika ia menyesali perbuatannya. Ingat-ingatlah wahai diriku…
Ingat-ingatlah waktu Seperempat abad plus plus plus plus yang telah kau lewati… Ingat-ingatlah, tiadalah dari setiap jenaknya, kecuali akan engkau pertanggungjawabkan…

Seperempat abad plus plus plus plus…
Tak pernah ada yang bisa menjamin, Seperempat abad plus plus plus plus itu akan menjadi milikmu, ataukan kereta kencana datang menjemputmu, lebih cepat dari itu, wahai diriku… Tak ada yang tahu. Dan bukankah kedatangan kereta kencana, yang akan membawamu ke dimensi waktu yang berbeda itu adalah sesuatu yang PASTI dan AMAT DEKAT? Maka, tak perlulah kau khawatirkan sesuatu yang tak pasti adanya sementara ada sesuatu yang PASTI dan AMAT DEKAT yang lebih perlu untuk engkau khawatirkan. Akan seperti apakah engkau mengakhirinya? Dengan akhir yang manis kah? Ataukah akhir yang pahit yang akan menjadi penyesalan yang takkan pernah lekang?—nau’uzdubillaah…


Ah…
Benar-benar GJ banget perasaanku kali ini…
Benar-benar GJ juga apa yang kutulis kali ini…
Tapi biarlah…
Aku sedang tak ingin berdamai dengan pilihan diksi apapun…
Aku hanya ingin meracau…

STASIUN KEHIDUPAN



Kehidupan. Sebuah kata sederhana yang amat sarat makna. Seperti apakah kita menamakan sebuah hidup itu? Seperti apa warnanya hidup itu? Hijaukah? Jingga kah? Atau violet? Apapun itu, yang jelas setiap kita punya lukisan kata sendiri untuk menamainya.

Hidup. Mari sejenak menelik kembali masa2 dari segenap cuplikan episode kehidupan kita. Ya, kehidupan kita sendiri. Bukan orang-orang disekeliling kita. Seberapa panjangkah jalannnya? Seberapa beragamkah warnanya? Barangkali kita telah melukis sejuta warna, bukan?

Saudaraku,
Dahulu kita adalah calon masinis atas kereta yang saat ini tengah kita kendalikan saat ini. Barangkali, keterbatasan dan kedhaifanlah yang membuat kita tak tahu bahwa ternyata kita dahulu berkompetisi. Ya,
berkompetisi. Hanya untuk sebuah kereta kehidupan.

Saudaraku,
Barangkali kita juga lupa bahwa setelah salah satu dari sekian banyak pesaing-pesaing yang ikut berkompitisi, ada satu pemenangnya. Siapa? Yaitu kita sendiri! Ya, kita adalah pemenang kompetisi itu! Sejatinya sebagai pemenang, tentu ada banyak hal yang menjadi ’tuntutan’ untuk kita.

Sebelum kereta kita melaju, kita tentu telah membuat kontrak terlebih dahulu dengan Sang Pemilik Kereta, sang Penentu Nasib Kereta. Karena kita bukan pemilik penuh atas kereta itu. Kita hanya masinisnya. Kontrak itu adalah ketika kita bersaksi bahwasannya hanya Allah lah sembahan kita. (ingat janji kita kpd Allah telah dinyatankan-NYA dg terang di Al Qur’an)

Lalu, peluit pun dibunyikan. Pertanda kereta siap berangkat. Apakah itu sepuluh tahun yang lalu, dua puluh tahun yang lalu, tiga puluh, atau bahkan mungkin seratus tahun yang lalu kita mulai berangkat dari stasiun awal.

Saudaraku,...
Hari ini,.. kita adalah masinis kereta yg kita kendalikan ini. Akan kita bawa kemanakah kereta ini? Sedang diperjalannya begitu banyak potret yang kita temui. Lihatlah, jalan yang kita tempuh itu bukan hanya lurus saja, bukan hanya datar saja, dan tentu saja bukan hanya terang saja. Terkadang, ada tanjakan yang kita lalui, ada terowongan gelap yang membuat kita sulit meraba, ada cadas yang menghadang barangkali. Ah, itu adalah niscaya bukan? Sebab, kalau tidak dengan begitu, perjalanan ini tak pula indah.

Namun, kereta yang kita bawa ini telah ditentukan dimanakah stasiun terakhirnya? Akan seperti apa kita nantinya berhenti distasiun? Atau, apakah kita menjadi salah satu sejarah dimana kereta kita berujung di jurang terjal.

Ya, kitalah yang merancang akan bagaimana kita sampai distasiun nanti. Akan dengan mulus dan happy ending? Atau, dgn tabrakan atau Sad ending? Setidanyka, kita telah dimodali oleh rambu2 jauh sebelum keberangkatan kita dahulu. Rambu yg jika kita tak mematuhinya, akan menggelincirkan kereta kita ke jurang. Rambu yang jika kita patuhi, insyaALLAH akan mengantarkan kita ke stasiun dgn selamat.

Ya,... suatu saat, PASTI! Pasti kita akan menemui stasiun kita masing-masing. Stasiun yang akan menentukan nasib kita setelah itu. Sebab, ternyata, kereta yang kita tumpangi dan kita kendalikan ini hanya sepenggal perjalanan singkat. Kita hidup, ternyata bukan untuk perjalanan di kereta sesaat saja sampai kita menemukan stasiun. Tapi, ada tujuan kita setelah elewai stasiun itu bukan?ya, mulai dari sekarang, kitalah yang merancangnya!

wasiat Imam Al-Ghazali..


“Katakan pada para sahabatku, ketika mereka melihatku mati, Menangis untukku dan berduka bagiku
Janganlah mengira bahwa jasad yang kau lihat ini adalah aku

Dengan nama ALLAH, kukatakan padamu, ini bukanlah aku,
Aku adalah jiwa, sedangkan ini hanyalah seonggok daging
Ini hanyalah rumah dan pakaian ku sementara waktu.

Aku adalah harta karun, jimat yang tersembunyi,
Dibentuk oleh debu ,yang menjadi
singgasanaku,
Aku adalah mutiara, yang telah meninggalkan rumahnya,
Aku adalah burung, dan badan ini hanyalah sangkar ku
Dan kini aku lanjut terbang dan badan ini kutinggal sebagai kenangan

Puji Tuhan, yang telah membebaskan aku
Dan menyiapkan aku tempat di syurga tertinggi,
Hingga hari ini , aku sebelumnya mati, meskipun hidup diantara mu.

Kini aku hidup dalam kebenaran, dan pakaian kubur ku telah ditanggalkan.
Kini aku berbicara dengan para malaikat diatas,
Tanpa hijab, aku bertemu muka dengan Tuhanku.

Aku melihat Lauh Mahfuz, dan didalamnya ku membaca
Apa yang telah, sedang dan akan terjadi.
Biarlah rumahku runtuh, baringkan sangkarku di tanah,

Buanglah sang jimat, itu hanyalah sebuah kenang2an, tidak lebih
Sampingkan jubahku, itu hanyalah baju luar ku,
Letakkan semua itu dalam kubur, biarkanlah terlupakan
Aku telah melanjutkan perjalananku dan kalian semua tertinggal.

Rumah kalian bukanlah tempat ku lagi.
Janganlah berpikir bahwa mati adalah kematian, tapi itu adalah kehidupan,

Kehidupan yang melampaui semua mimpi kita disini,
Di kehidupan ini, kita diberikan tidur,

Kematian adalah tidur, tidur yang diperpanjang
Janganlah takut ketika mati itu mendekat,
Itu hanyalah keberangkatan menuju rumah yang terberkati ini

Ingatlah akan ampunan dan cinta Tuhanmu,
Bersyukurlah pada KaruniaNYA dan datanglah tanpa takut.

Aku yang sekarang ini, kau pun dapat menjadi
Karena aku tahu kau dan aku adalah sama
Jiwa-jiwa yang datang dari Tuhannya
Badan badan yang berasal sama
Baik atapun jahat, semua adalah milik kita
Aku sampaikan pada kalian sekarang pesan yang menggembirakan

Semoga kedamaian dan kegembiraan ALLAH menjadi milikmu selamanya...

*Imam Al-Ghazali*


Hadza sabily...!!



Huff….
Tiada kata lagi, tiada pilihan lagi, melainkan JALANI SEMUANYA! Jalani.., dan nikmati setiap jenak-jenaknya. Biarkan kehidupan itu berjalan mengikuti ritmenya, biarkan… Apapun itu, tetaplah arungi kehidupan ini. Tetaplah, hingga ke ujungnya, hingga ke akhirnya. Hingga pada stasiun terakhir yang telah ditetapkan-NYA..

Tinggal menguatkan diri dan meneguhkan azzam. Menatap kehidupan dari “sisi putih”nya.

Biarkan… Biarkan masa lalu tetap menjadi milik masa lalu. Masa yang takkan pernah dapat dijemput. Maka, aku takkan melengok ke belakang lagi. Apapun itu, seburuk apapun, jadikan saja plajaran. Bahwa hidup ini adalah pilihan. Dan stiap pilihan adalah konsekuensi. Setiap konsekuensi, adalah sesuatu yang mesti dijalani, sebagai implikasi dari sebuah pilihan itu. Sekali lagi, pilihan! Pilihan untuk memilih. Apapun itu. Dan apapun pilihannya, semoga kita bertekad menjadi yang terbaik pada pilihan itu.

Masa lalu.
Hmm…, sejenak aku pernah terpaku. Padahal, sungguh, kurasa itu adalah hal terbodoh yang pernah kulakukan. Pada masa yang tak satu kendaraan pun mampu mengantarkannya ke sana. Yah, sebab aku takkan pernah kembali padanya lagi, secanggih apapun dunia nano particle saat ini.

Baiklah, barangkali ini adalah satu titik tolak bagiku. InsyaALLAH.. Aku takkan “kembali” lagi. Tak akan. Kecuali untuk selembar memory masa-masa indah ketika aku diperkenalkan dengan indahnya jalan ini. Ketika aku dibukakan dari kebutaan, dari kejahiliyahan. Masa terindah bagiku. Untuk masa ini, insyaALLAH, akan kubawa kemanapun kenangannya, agar mengingatkanku bahwa dahulu aku pernah begini, dan semoga menjadikan motivasi bagiku, bahwa aku memang harus lebih baik lagi dari masa itu. Aku harus perbaiki lagi. Harus perbaiki lagi. Karena,…inilah JALANKU! Hadza sabiliy. Inilah jalanku!


Jejak.
Yah, jejak. Biarkan saja ia menjadi jejak, kecuali untuk selembar memory itu. Memory yang mengantarkanku pada “jalan ini, jalan yang teramat indah ini”.Segalanya terkecuali untuk selembar memory bersejarah itu, ingin kusimpan dalam ‘peti’. Lalu, kupaku seerat-eratnya hingga tak satupun dapat menembusnya. Lalu, perlahan…, kuhanyutkan di sungai.

Saatnya menatap lurus kedepan,
yakinlah bahwa skenario-NYA adalah skenario terbaik!
karena DIA adalah sutradara terbaik!!

Hanya satu tujuan, yaah..hanya satu saja...
Maka, tetaplah pada tujuan itu...
Tetaplah...

Fastabiqul Khairat!

“Dakwah adalah cinta...
 cinta yang akan meminta semua dari dirimu, sampai pikiranmu, perhatianmu. Berjalan, duduk dan tidurmu, bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang da’wah. Lagi-lagi memang seperti itu da’wah, menyedot saripati energimu sampai tulang belulang.”

Sampai di sini, aku tercenung. Sungguh…
Apa yang kuberikan, bahkan belum apa-apa. Jangankan, saripati hingga belulang!
Aku belumlah apa-apa, bahkan tak cukup dengan kata ‘sedikit’ tentang apa yang telah kuberikan!

Ah, Barang kali, ini sebuah refleksi saja…
Sebagai sekelumit muhasabah…untukku, untukmu dan untuk kita semua… 

beningnya rindu itu... :'(





Langit Madinah kala itu mendung. Bukan mendung biasa, tetapi mendung yang kental dengan kesuraman dan kesedihan. Seluruh manusia bersedih, burung-burung enggan berkicau, daun dan mayang kurma enggan melambai, angin enggan berhembus, bahkan matahari enggan nampak. Seakan-akan seluruh alam menangis, kehilangan sosok manusia yang diutus sebagai rahmat sekalian alam. Di salah satu sudut Masjid Nabawi, sesosok pria yang legam kulitnya menangis tanpa bisa menahan tangisnya.
-----
Waktu shalat telah tiba. Bilal bin Rabah, pria legam itu, beranjak menunaikan tugasnya yang biasa: mengumandangkan adzan.

Allahu Akbar, Allahu Akbar.

Suara beningnya yang indah nan lantang terdengar di seantero Madinah. Penduduk Madinah beranjak menuju masjid. Masih dalam kesedihan, sadar bahwa pria yang selama ini mengimami mereka tak akan pernah muncul lagi dari biliknya di sisi masjid.

Asyhadu anla ilaha illallah, Asyhadu anla ilaha ilallah.

Suara bening itu kini bergetar. Penduduk Madinah bertanya-tanya, ada apa gerangan. Jamaah yang sudah berkumpul di masjid melihat tangan pria legam itu bergetar tak beraturan.

Asy...hadu.. an..na.. M..Mu..mu..hammmad. ..

Suara bening itu tak lagi terdengar jelas. Kini tak hanya tangan Bilal yang bergetar hebat, seluruh tubuhnya gemetar tak beraturan, seakan-akan ia tak sanggup berdiri dan bisa roboh kapanpun juga. Wajahnya sembab. Air matanya mengalir deras, tidak terkontrol. Air matanya membasahi seluruh kelopak, pipi, dagu, hingga jenggot. Tanah tempat ia berdiri kini dipenuhi oleh bercak-bercak bekas air matanya yang jatuh ke bumi. Seperti tanah yang habis di siram rintik-rintik air hujan.

Ia mencoba mengulang kalimat adzannya yang terputus. Salah satu kalimat dari dua kalimat syahadat. Kalimat persaksian bahwa Muhammad bin Abdullah adalah Rasul ALLAH.

Asy...ha..du. .annna...

Kali ini ia tak bisa meneruskan lebih jauh. Tubuhnya mulai limbung. Sahabat yang tanggap menghampirinya, memeluknya dan meneruskan adzan yang terpotong.



Saat itu tak hanya Bilal yang menangis, tapi seluruh jamaah yang berkumpul di Masjid Nabawi, bahkan yang tidak berada di masjid ikut menangis. Mereka semua merasakan kepedihan ditinggal Kekasih ALLAH untuk selama-lamanya. Semua menangis, tapi tidak seperti Bilal. Tangis Bilal lebih deras dari semua penduduk Madinah. Tak ada yang tahu persis kenapa Bilal seperti itu, tapi Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu 'anhu. tahu. Ia pun membebastugaskan Bilal dari tugas mengumandangkan adzan.

Saat mengumandangkan adzan, tiba-tiba kenangannya bersama Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam berkelabat tanpa ia bisa membendungnya. Ia teringat bagaimana Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam memuliakannya di saat ia selalu terhina, hanya karena ia budak dari Afrika. Ia teringat bagaimana Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam menjodohkannya. Saat itu Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam meyakinkan keluarga mempelai wanita dengan berkata, ”Bilal adalah pasangan dari surga, nikahkanlah saudari perempuanmu dengannya." Pria legam itu terenyuh mendengar sanjungan Sang Nabi akan dirinya, seorang pria berkulit hitam, tidak tampan, dan mantan budak.

Kenangan-kenangan akan sikap Rasul yang begitu lembut pada dirinya berkejar-kejaran saat ia mengumandangkan adzan. Ingatan akan sabda Rasul, ”Bilal, istirahatkanlah kami dengan shalat.” lalu ia pun beranjak adzan, muncul begitu saja tanpa ia bisa dibendung. Kini tak ada lagi suara lembut yang meminta istirahat dengan shalat.

Bilal pun teringat bahwa ia biasanya pergi menuju bilik Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam yang berdampingan dengan Masjid Nabawi setiap mendekati waktu shalat. Di depan pintu bilik Rasul, Bilal berkata, ”Saatnya untuk shalat, saatnya untuk meraih kemenangan. Wahai Rasulullah, saatnya untuk shalat.” Kini tak ada lagi pria mulia di balik bilik itu yang akan keluar dengan wajah yang ramah dan penuh rasa terima kasih karena sudah diingatkan akan waktu shalat.

Bilal teringat, saat shalat ’Ied dan shalat Istisqa’ ia selalu berjalan di depan Rasulullah dengan tombak di tangan menuju tempat diselenggarakan shalat. Salah satu dari tiga tombak pemberian Raja Habasyah kepada Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam. Satu diberikan Rasul kepada Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu., satu untuk dirinya sendiri, dan satu ia berikan kepada Bilal. Kini hanya tombak itu saja yang masih ada, tanpa diiringi pria mulia yang memberikannya tombak tersebut. Hati Bilal makin perih.

Seluruh kenangan itu bertumpuk-tumpuk, membuncah bercampur dengan rasa rindu dan cinta yang sangat pada diri Bilal. Bilal sudah tidak tahan lagi. Ia tidak sanggup lagi untuk mengumandangkan adzan.
Abu Bakar tahu akan perasaan Bilal. Saat Bilal meminta izin untuk tidak mengumandankan adzan lagi, beliau mengizinkannya. Saat Bilal meminta izin untuk meninggalkan Madinah, Abu Bakar kembali mengizinkan. Bagi Bilal, setiap sudut kota Madinah akan selalu membangkitkan kenangan akan Rasul, dan itu akan semakin membuat dirinya merana karena rindu. Ia memutuskan meninggalkan kota itu. Ia pergi ke Damaskus bergabung dengan mujahidin di sana. Madinah semakin berduka. Setelah ditinggal al-Musthafa, kini mereka ditinggal pria legam mantan budak tetapi memiliki hati secemerlang cermin.
----
Jazirah Arab kembali berduka. Kini sahabat terdekat Muhammad Shallallahu 'Alayhi Wasallam, khalifah pertama, menyusulnya ke pangkuan Ilahi. Pria yang bergelar Al-Furqan menjadi penggantinya. Umat Muslim menaruh harapan yang besar kepadanya.

Umar bin Khattab radhiallahu'anhu berangkat ke Damaskus, Syria. Tujuannya hanya satu, menemui Bilal dan membujuknya untuk mengumandangkan adzan kembali. Setelah dua tahun yang melelahkan; berperang melawan pembangkang zakat, berperang dengan mereka yang mengaku Nabi, dan berupaya menjaga keutuhan umat; Umar berupaya menyatukan umat dan menyemangati mereka yang mulai lelah akan pertikaian. Umar berupaya mengumpulkan semua muslim ke masjid untuk bersama-sama merengkuh kekuatan dari Yang Maha Kuat. Sekaligus kembali menguatkan cinta mereka kepada Rasul-NYA, Umar membujuk Bilal untuk kembali mengumandangkan adzan.

Bilal menolak, tetapi bukan Umar namanya jika khalifah kedua tersebut mudah menyerah. Ia kembali membujuk dan membujuk. ”Hanya sekali”, bujuk Umar. ”Ini semua untuk umat. Umat yang dicintai Muhammad, umat yang dipanggil Muhammad saat sakaratul mautnya. Begitu besar cintamu kepada Muhammad, maka tidakkah engkau cinta pada umat yang dicintai Muhammad?”
Bilal tersentuh. Ia menyetujui untuk kembali mengumandangkan adzan. Hanya sekali, saat waktu Subuh..

Hari saat Bilal akan mengumandangkan adzan pun tiba. Berita tersebut sudah tersiar ke seantero negeri. Ratusan hingga ribuan kaum muslimin memadati masjid demi mendengar kembali suara bening yang legendaris itu.

Allahu Akbar, Allahu Akbar
Asyhadu anla ilaha illallah, Asyhadu anla ilaha illallah
Asyhadu anna Muhammadarrasulullah

Sampai di sini Bilal berhasil menguatkan dirinya. Kumandang adzan kali itu beresonansi dengan kerinduan Bilal akan Sang Rasul, menghasilkan senandung yang indah lebih indah dari karya maestro komposer ternama masa modern mana pun jua. Kumandang adzan itu begitu menyentuh hati, merasuk ke dalam jiwa, dan membetot urat kerinduan akan Sang Rasul. Seluruh yang hadir dan mendengarnya menangis secara spontan.

Asyhadu anna Muhammadarrasulullah

Kini getaran resonansinya semakin kuat. Menghanyutkan Bilal dan para jamaah di kolam rindu yang tak berujung. Tangis rindu semakin menjadi-jadi. Bumi Arab kala itu kembali basah akan air mata.

Hayya ’alash-shalah, hayya ’alash-shalah

Tak ada yang tak mendengar seruan itu kecuali ia berangkat menuju masjid.

Hayya ‘alal-falah, hayya ‘alal-falah

Seruan akan kebangkitan dan harapan berkumandang. Optimisme dan harapan kaum muslimin meningkat dan membuncah.

Allahu Akbar, Allahu Akbar

Allah-lah yang Maha Besar, Maha Perkasa dan Maha Berkehendak. Masihkah kau takut kepada selain-Nya? Masihkah kau berani menenetang perintah-Nya?

La ilaha illallah

Tiada tuhan selain ALLAH. Jika engkau menuhankan Muhammad, ketahuilah bahwa ia telah wafat. ALLAH Maha Hidup dan tak akan pernah mati.
----
Tahun 20 Hijriah. Bilal terbaring lemah di tempat tidurnya. Usianya saat itu 70 tahun. Sang istri di sampingnya tak bisa menahan kesedihannya. Ia menangis, menangis dan menangis. Sadar bahwa sang suami tercinta akan segera menemui Rabbnya.
”Jangan menangis,” katanya kepada istri. ”Sebentar lagi aku akan menemui Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam dan sahabat-sahabatku yang lain. Jika ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala mengizinkan, aku akan bertemu kembali dengan mereka esok hari.”

Esoknya ia benar-benar sudah dipanggil ke hadapan Rabbnya. Pria yang suara langkah terompahnya terdengar sampai surga saat ia masih hidup, berada dalam kebahagiaan yang sangat. Ia bisa kembali bertemu dengan sosok yang selama ini ia rindukan. Ia bisa kembali menemani Rasulullah, seperti sebelumnya saat masih di dunia.

yang gugur...



Aku semakin sadar, bahwa setiap catatan yang terlahir dari jiwa, pun akan sampai ke jiwa… apapun warna emosinya. Karena ALLAH tidak hanya ciptakan manusia dengan segenap pikir yang bersumber dari otak semata, tapi jua rasa yang bersumber dari hati dengan segenap kisi yang ada di dalamnya. 

Pada jiwa-jiwa itu ada ghiroh dan gelora. Berpadu dengan daya pikir yang luar biasa! Jadilah ia, generasi-generasi peradaban baru! Generasi-generasi yang menyambut tantangan dengan tangan terbuka lebar!
Inilah kami!
Inilah kami!
Inilah kami!
Bagian dari kebangkitan itu!
Arruhul jadiiid…fii jasaadil ummaah…

Mengukir tinta-tinta sejarah dengan gerak mereka. Dengan kepalan tangan mereka.
Dengan gelora semangat mereka. Mengobarkan panji yang patut dan pantas untuk diperjuangkan! Ruh-ruh mereka berkumpul! Bersatu! Membentuk kekuatan adidaya yang membuat musuh-musuh mereka gentar! Bahkan, sebelum mereka turun ke medan juang itu sekali pun!

Tapi, seleksi tetaplah seleksi…
Memang sudah menjadi fitrahnya…
Yang jatuh…tetap akan jatuh…
Yang tersisa…adalah yang memiliki kekuatan luar biasa!
-tanpa harus membenarkan teori Darwin-, seleksi alam itu memang terjadi. Tapi, selalu saja ada regenerasi. Seperti tumbuhnya dedaunan setelah sebagiannya gugur. Bahkan jauh lebih baik dari dedaunan gugur itu! Tapi, siapapun itu, maka kita berharap, BUKAN KITA lah yang menjadi dedaunan yang gugur! Ia hanya boleh gugur pada tempat terindah, pada keadaan yang DIA ridha. Bukan gugur karena kecewa, sakit hati ataupun lelah! Tidak! Hanya boleh gugur karena telah sampai ujung perjuangannya. Gugur yang akan menyejarah! Yang tak hanya habis pada zaman itu saja melainkan abadi dalam catatan sejarah!

VMJ...pink viruses



Berikut ini, bukan tulisan Na loh. Hee... Hasil selancar niiih… Kebetulan terdampar di 'pulau' ini. Yaah, akhirnya ' Na bawa' pulang...
Lucuuu banget....sekaligus menggelitik, dan mengena!
Yo wis, selamat membaca sahajaa...

*****************************************************************

  
Akhi.....
Kemarin, Aku jatuh cinta padamu...
Sebuah rasa yang tak seharusnya singgah di hati ini. Ku biarkan bersemayam dan terus bersemi di sela-sela percakapan kita kala itu. Aku mungkin tak mengenalmu, kecuali di sini, di dunia maya ini. Tapi, sejuknya tuturmu dalam membahas setiap kemelut masalahku, mendekatkan jarak yang tak tersentuh itu di bilik hati.

Akhi,
Segalanya dimulai dari sini. Awalnya padamu, hanya rasa kagum saja yang ku beri. Kagum pada pemikiran-pemikiran mu yang cemerlang, kagum pada kesholehan yang kau tampilkan di ruang mayamu, kagum pada kata-kata penuh hikmah yang kau coret di sela-sela catatanmu. Tak lebih.
Lalu...
Kekaguman itu membuahkan rasa penasaran, betapa aku ingin mengenal pribadimu. Dekat.. dan lebih dekat lagi. Tapi, sebagai seorang akhwat, aku terlalu malu untuk mulai sekedar menyapamu terlebih dahulu (takut engkau menganggapku akhwat centil), berharap engkau menghampiri akupun tak lebih hanya sebuah mimpi (toh, aku tak begitu penting bagimu, bahkan engkau tak mengenalku walau secuil pun).

Hari-hari ku lalui sembari memikirkan cara untuk bisa memulai perkenalan denganmu. Aha!!! Aku tau!!! Kenapa aku tak memulainya dengan pura-pura bertanya masalah seputar fikih, politik atau bertanya apa sajalah. Aku yakin, engkau pasti akan membantu menjawabnya sebisamu. Nanti, perkenalan yang kuinginkan bisa dirajut dari sini.




Ekspedisi pun dimulai. Dugaan ku benar. Segala tanya ku kau jawab dengan sangat memuaskan. Atau bila ragu, kau janjikan menjawabnya di lain hari. Aku senang. sangat – sangat senang. Sebenarnya kau tak perlu menjelaskan lebih banyak lagi. Toh, terkadang aku sudah tau jawabannya. bahkan lebih tau banyak darimu. Di google bisa ku temukan beragam jawaban dari tanya yang ku lontarkan padamu. Dunia maya mempermudah segalanya.

Detik waktu berlalu. Atas kecerewetanku yang tak henti-hentinya mengejarmu dengan beragam pertanyaan, membuat Kita semakin akrab, lebih akrab dari yang ku duga. Selanjutnya aku tak hanya sering bertanya padamu, bahkan mulai berani menceritakan beragam masalah pribadi yang ku hadapi padamu (curhat gettoh). Engkau tak pernah menolak, bahkan kau tenangkan segala pikiranku yang kusut akibat kemelut masalah yang datang di segenap aktivitasku. Solusi yang berisi Kata-kata menyejukkan dan bijaksana itu menghadirkan rintik-rintik rasa yang entah, rintik-rintik rasa yang menggetarkan perasaan, menghadirkan gamang ketika percakapan-percakap an yang kita lalui sore itu harus berakhir ketika adzan maghrib memanggil. Huuuffttt...
Suatu ketika, kesibukan aktivitas yang menguras tenaga membuat ku tak sempat menyinggahi dunia maya hingga hitungan minggu. Ada rindu tak menentu (andai kau tau... bahkan ketika duduk, berdiri, berjalan, makan, bahkan mimpi-mimpiku semua berisi tentang kamu) menggodaku untuk kembali menapaki hari-hari penuh tawa bersamamu (shaaaaaaaaaaaaaaaa aaaap).
kubuka inbox pada emailku...
Waw!! Ada pesan darimu...
"Ke mana aja ukh, lama gak keliatan. Sepi juga nih gak ada anti"
Pada sederet kalimat itu, Senyum ku mengembang. Pipi ini merona merah jambu. Bahagia menelusup pada rindu-rindu yang ku pendam. Aku yang mudah tersanjung, yang mudah melambung, seketika merasa, perasaan yang ku biarkan tumbuh ini tak bertepuk sebelah tangan. Segera saja aku meluncur pada sebuah ruang tempat kita biasa berbagi cerita. Tak sabar ingin segera menyapamu lagi. Sayang, kau yang biasanya selalu duduk manis did aftar bangku sahabat-sahabat mayaku, kali ini tak kutemukan bersemayam disana. Kecewa ? tentu saja. Sebab tujuanku gentayangan disini hanya untuk bertemu denganmu.
Satu detik, satu menit, satu jam, terus kutunggu.. nyatanya kau tak jua hadir hari itu. Gerimis membasahi hatiku atas segenap rindu yang tak terbayar kali ini. Biarlah... mungkin kau sibuk, toh besok-besok aku bisa mencarimu lagi di sini. Aaah... coba kalo aku punya no. hape mu..

Esoknya kucoba lagi menunggumu disini, kau masih tak datang. 2 hari, 3 hari, 1 minggu.. tetap tak ada kabar. Lantas, malu-malu kucoba tanyakan keberadaanmu pada sahabat ku yang juga mengenalmu disini. Ternyata ia juga mencarimu.. >_< cemburu terbit dihatiku. Kemudian, dari deret-deret kalimatnya mengalirlah beragam cerita tentangmu malam itu. Ternyata ia mengenalmu jauh melebihi aku. Ia tahu segalanya tentang kamu. Bahkan tentang apa saja yang kau suka dan tak kau suka. Lama aku tenggelam dalam gemuruh curhatnya. Ternyata ia menyukaimu. Bahkan bermimpi untuk membangun rumah tangga bersamamu. Aku kaget. Bahkan tak percaya. "tapi ukhti....." ucapnya kala itu ... ada akhwat selain aku yang juga menyukainya, dan berharap sama seperti yang kuharapkan dan ku impi-impikan. " Kali ini kagetku berlipat-lipat. Aku pikir hanya aku satu-satunya wanita yang rajin kau sapa, tempat kau berbagi cerita, akhwat yang tak henti kau semangati untuk terus menuntut ilmu dan mengaji. Aku pikir hanya aku satu-satunya yang menaruh harap kepadamu. T_T. Nyatanya.... huuuuuuuuuuufft. . kutarik nafas dalam-dalam atas sesak yang menggerogoti rongga dadaku. Mataku mulai panas. Aku tak ingin berlama-lama disini, membaca seribu sikapmu yang tak pernah kuketahui. Kututup percakapan itu, lantas pulang dengan seribu kecewa dan mata berkaca-kaca.

Berminggu-minggu tak kusinggahi dunia semu penuh hayalan palsu yang sempat melukai hatiku itu, sampai akhirnya. kuputuskan untuk menemuimu lagi. Kali ini tak ada lagi nuansa rindu, secuilpun tidak. Kontemplasi panjangku di sudut kamar beberapa malam yang lalu, telah menyadarkan aku pada perasaan yang seharusnya tak pernah kubiarkan bersemi sebelum waktunya itu. Sebuah perasaan yang Allah haramkan menggerogoti hatiku. Zina perasaan. Aku sadar, hubungan kita di dunia maya kala itu adalah sebuah kesalahan. Dan syaithon membumbuinya dalam kegilaanku padamu. Aku hanya ingin memperjelas sikap-sikapmu padaku dan pada akhwat-akhwat yang kau tumbuhkan bibit cinta di hatinya itu.

Alhamdulillah, ternyata kali ini kau tak ke mana-mana. Ragu-ragu aku menyapamu. Kau membalas hangat sapaku, seperti biasa. Menanyakan kabarku, aktivitasku, dakwahku, semua tentang aku. Kujawab seadanya. Aku tak ingin terjebak kedua kalinya pada rasa yang salah.
"Akhi... adakah akhwat yang rajin bertanya padamu selain aku ?"
"Ya.." jawabmu datar. "Kenapa, ukh ?" lanjutmu penuh tanda tanya.
"Berdasarkan survey yang kulakukan belakangan ini, ternyata anta termasuk jajaran top ikhwan di fesbuk ini. Ternyata banyak akhwat yang mengidolakanmu. " Paparku.
"Oh ya ?? kok bisa sih ?? padahal ana biasa-biasa aja tuh." Masih datar.
"Mereka bilang.... dari sekian banyak ikhwan yang berkelana di dunia maya ini, antumlah yang paling bijaksana, paling ramah, paling baik, paling luas wawasannya, paling pengertian, paling perhatian, paling....."
"Eh ?? ntar..ntar.. " potongnya.
"Paling perhatian ? paling pengertian ?? paling ramah ?? waddoohh... ana gak ngerasa gitu kok ukh. Perasaan, ana biasa-biasa aja deh menyikapi mereka yang sering bertanya ke ana, ya.. seperti sikap ana ke anti lah..."
Aku tersedak. Kaget. Sumpah. kamu bilang sikapmu ke akhwat lain itu biasa aja, seperti layaknya kamu meladeni percakapanku ??
Tidakkah kamu sadar, bahwa sikapmu padaku –yang kau bilang biasa- itulah yang membuatku jatuh cinta padamu ?? lalu, bagaimana dengan berpuluh-puluh akhwat yang kau ladeni obrolannnya ?? ckckckckck.. . pantas saja banyak akhwat yang berpikir bahwa kau juga menyukai mereka, seperti aku.
"Akhi, bolehkah ana mengoreksi sikap anta itu sedikit saja"
"Ya, tafadhol ukh" jawabmu.
"Mungkin anta gak sadar bahwa kebaikan, keramahan, serta sikap-sikap yang anta bilang biasa itu telah menimbulkan sebersit rasa yang seharusnya gak timbul di hati akhwat yang anta bantu pecahkan masalah"nya, yang anta henti-henti anta semangati hari-harinya, yang tak putus-putus anta nasehati segala lakunya..."
"Rasa apa ??" selamu.
"Rasa cinta"
"Hah ???
Aku tau kau kaget.
"Ana gak berniat begitu ukh. sungguh. Mereka bertanya, ya ana jawab. Mereka konsultasi, ya ana kasih solusi donk. Mereka cerita, ya ana ladeni. Mereka menyapa, ya ana jawab. Ana gak mau disangka sombong. Semuanya ana sikapi biasa-biasa aja ukh. Tapi, kalo akhwatnya merasa begitu....."
Kutunggu kelanjutan pembelaanmu. Ternyata memang sengaja kau gantung hingga disitu. Kulanjutkan perkataanku "mungkin sikap seperti itu memang akan biasa-biasa saja, kalo lawan bicara anta itu sekaum dengan anta. Masih sebangsa ikhwan. Tapi, mereka akhwat akh.. perasaannya sensitif, mudah tersanjung, sedikit saja anta perhatian, mereka –termasuk ana- akan jadi berbunga-bunga (sebenarnya tergantung akhwatnya juga sich ^__^ kalo ana sih gak begitu Rei... Suuuerrrrrrr! !!!! Hihi). mereka akan berpikir, bahwa anta pun ada rasa terhadap mereka. anta tau kan.. semakin sering bertemu, semakin sering berbagi cerita, maka persentase djatoeh tjinta itu semakin besar ??"
"Lalu ana harus gimana ukh ?? cuek aja waktu mereka nanya ?? ana gak bisa sesombong itu...."
"Menurut ana..." jawabku
"Seharusnya dari awal-awal anta udah kasih lampu merah ke mereka. saat mereka bertanya ke anta, untuk yang pertama kali bolehlah anta jawab. Tapi selesai menjawab.. bukankah ada baiknya anta tawarkan mereka untuk berkenalan dan bertanya tentang apa yang tak mereka ketahui pada akhwat yg juga luas wawasannya, juga fakih dalam masalah agama seperti anta. Lantas jelaskan padanya berbagai kemudhorotan yang ditimbulkan dari interaksi ikhwan wa akhwat di dunia maya yang penuh teppu dayee ini. Bukankah ini lebih menjaga hatinya, juga hati anta ?? agar dikemudian hari tak kan ada sentakan-sentakan rasa segala. Yang penting.. jangan biarkan percakapan anta dan mereka berlangsung lama, berlarut-larut, bahkan sampe curhat-curhatan segala. Anta tau kan, khalwat di dunia maya juga berbahaya. ^__^. Ada setan di bangku tiga. (opleeeet kaleeeeeeeee)
"Yelah.. tapi jangan ana aja donk yang dinasehatin, akhwatnya juga dong. Biar gak nodong-nodong ana lagi dengan beribu pertanyaan" sewotnya.
"Yuuppz.. akhwatnya juga, jangan sekali-kali nanya ke ikhwan. Toh, di dunia maya ini juga banyak akhwat-akhwat yang lebih cerdas daripada anta. :p selain itu, pertanyaan-pertanya an yang timbul ini sebenarnya bisa dicari jawabannya di kamar mbah google, tul gak ??"
"Yaaaaaaaaaaaaaaaaa aaa…"
"Pada dasarnya, kita –akhwat atau pun ikhwan- tau bahaya keseringan interaksi di dunia maya ini bisa merusak hati. Tapi, kadangkala ghorizah nau' ini mudah terpancing untuk disalurkan. Merasa butuh perhatian dari lawan jenis (Padahal di rumah ada ayah, adik, atau abang-abang kita yang juga berlawanan jenis dengan kita, lebih suuaayang lagi ama kita) Kalau sudah begitchu, kenapa gak merit aja sekalian yah..
Duit mah, urusan belakangan. Toh, anak ayam yang baru lahir aja udah disiapkan Allah rezekinya. Apalagi kita, anak manusia yang udah dewasa, punya akal yang top cerrrr lagi.


*************************************************************

Haha, sebenarnya sih, ‘ngeri’ jugak euy, mempaste tulisan orang, apalagi bertajuk ini. Hmmpphh… Tapi, sekali-sekali bolehlah… Hihi. Abis, kenak protes siih, “kenapa siih, masih bahas2 beginian? Bukankah ini manjagoan nan lah lalok (padang language)?”
Hmmph….manjagoan nan lah lalok? Permasalahannya adalah ini semua, telah terjadi semacam pergeseran gituh. (sebenarnya, lebih tepatnya, menasihati diri sendiri loh…sstttt!)

Nah…nah…, dalam batasan interaksi ini, salah seorang sahabat pernah member masukan, dan sekaligus memberikan ‘definisi’ bagaimana dalam berinteraksi tersebut.

Dalam hal mu’amalah, konsepnya adalah semua hal boleh sampai ada dalil qath’I yang melarangnya. Lalu, bagaimana jika case nya adalah, SMS-an antara ikhwan dan akhwat? Adakah dalil qath’I yang melarangnya? Bagaimana sih, bagaimana interaksi itu masih digolongkan boleh, dan bagaimana yang tidak?”
Nah… nah…, dalam interaksi tersebut, dalam komunikasi, Cuma melibatkan dua hal. Petama pengirim dan penerimanya dan kedua isinya.
Jika isinya tidak bermasalah yah tidak apa-apa. Hati pun tidak akan bermasalah. Nah, berarti tiggal keadaan pengirim dan penerimanya. Jika hati mereka, atau salah satu mereka bermasalah, ya bisa jai masalah. Boleh jadi, putih yang dikirim, merah jambu yang diterima. Makanya, biar pesan yang disampaikan pas sesuai makna, kata-kata yang digunakan kudu jelas.

Alat dan sarana itu dihukumi sesuai tujuannya. Contoh, pisau, dia bisa jadi baik, jika tujuannya baik, missal buat qurban. Jadi buruk jika dipakai buat bunuhin orang. Nah, SMS dan media lain juga begitu. Tetaplah jaga adab. Jagalah Allah, maka Allah akan menjagamu.

Masalah VMJ, adalah masalah yang benar-benar menganggu da’wah. Nah plajaran yang dapat diambil adalah, “Janganlah pernah engkau sandarkan hatimu pada seseorang, sebelum ia halal bagimu.” Jadinya, segera tepis was-was syetan dengan senantiasa menjaga ALLAH di hati kita...


semoga bermanfaat temaaaaan..untuk ku...untukmu...untuk kita....!!!! ^_^