Wednesday, September 26, 2012

"panggilan "Buk"....or..."Bu" *curcol again.....* ^_^


Seperti biasanya ada satu hal yang cukup menggelitik dan bahkan membuat Na mesti berpikir sepuluh kali lipat. Pokonya, bagi Na ini adalah sesuatu yang cukup mengganggu. Hehe. Itu menyoal panggilan.

“Bara nio, Buk?”
“Kapai kama, Buk.”
Hwaaaa….”BUK!”
Awalnya Na masi bisa mencuekin dan mengabaikannya. Paling tuh orang salah liyat! Wong Na imut-imut beginiiiih (geplak! Amit-amit kali wideeeee! Hihihihi…). Tapi, kegelian dan rasa tak enak yang mengganggu itu semakin dipertegas dengan bertambahnya statistic orang-orang yang memanggil dengan sebutan “Buk!”. Bukan hanya di pasar, di travel juga, ibu-ibu administrasi di rumah sakit, si tukang sate, anak TK yang itu juga, pokonya buanyaaaaakk deeehhh. Hwaaaaa…..hwaaaaa….apakah Na benar-benar berwajah tua? Ko Na ndak yakin yaaahh? Padahal satu atau dua tahun lalu, Na masih sering dikira anak SMA.... Sekarang? Ko hampir semua memanggil dengan panggilan “Buk!”. Bahkan, bukan dengan panggilan “Uni”. Ko langsung “Buk.”


Sejujurnya, untuk saat ini, Na kurang suka dengan panggilan “Buk”. (hehe, sengaja menuliskannya “BUK”… walaupun kaedah bahasa Indonesianya harusnya ditulis “Bu.” Na geli banget soalnya. Hee…)
 Hwaaaa, Na kan bukan emak-emak! Tapiii, apa benar, Na lebih mirip mak-mak ketimbang mbak-mbak?  

Hadeeehhh….mengganggu banget itu panggilan! Serius! (haha, mulai sensitip nih aye soal panggilan “buk”. Ketauan banget udah ‘tua’nya. Hahahaha…)

Aha, tapi ya sudahlah! Na juga ndak bisa memaksa orang-orang untuk memanggil dengan panggilan yang lebih menyenangkan dari “Buk,” saat ini. (kalau nanti-nanti, insya Allah, aku sih nda apah. Kalo memang pas dan cocok timingnya. Hee…jangan2 emang udah seharusnyaaaaa...duweng..!). Dan satu lagi, mungkin benar deh Na lebih mirip orang umur 35 ketimbang 20-an plus plus saat iniiiih. Hwaaaaahhhh…. Mungkin memang harus lebih dewasa dikit laahh, karena tempaan hidup. Hahaha…

Tapi, sejujurnya, peristiwa demi peristiwa di atas, kendatipun bukan sesuatu hal yang menyenangkan bagi Na, tapi Na perlu berterima kasih nih! Setidaknya, ini memberi Na pelajaran berharga tentang waktu! Iyaaah, tentang waktu!

Tak ada orang yang dapat membendung waktu! Menjadi tua adalah sebuah keniscayaan, mau atau tidak mau! Sebab waktu tak perlu berkompromi dengan diri kita untuk melaju, kan yah? Dia akan tetap melaju dengan kecepatan konstan tanpa sedetikpun bisa kita cegah. Merasa lama atau sebentarnya saja yang kemudian kita berlakukan relativitasnya Enstein. Tapi, waktu tetaplah waktu, yang akan terus melaju!

Setidaknya ini semua, telah mengingatkan Na bahwa waktu yang Na punya di atas dunia ini tidaklah banyak. Seperempat abad plus plus sudah berlalu. Sisanya, Na tak pernah tau, akan sampai kapankah itu. Jadi, ini semua menjadi reminder bagi Na, untuk memanfaatkan waktu-waktu terbaik dalam hidup Na untuk kemanfaatan. Ahhh, benar sekali! Betapa meruginya jika waktu itu terbuang begitu percuma. Sementara, inilah masanya Na harus menyiapkan bekal untuk perjalanan yang amat panjang. Dan bukankah setiap kita merindukan tempat kembali yang kenikmatan tak pernah bisa dilukiskan dengan kata-kata? Bukankah? Lalu, apakah dengan bermalas-malasan dan bersenang-senang, kita bisa mendapatkannya dengan begitu mudah? Tentu tidak! Harganya Mahal! Harganya mahal, wide. Sebab tempat segala sesuatunya itu dibalaskan itu begitu manislah, mengapa perjuangan ini begitu pahit dan melelahkan. Jika kita membiarkan waktu ini berlalu begitu saja tanpa mempersiapkan bekal apa-apa, bukankah hanya penyesalan panjang saja yang akan kita tuai nantinya?
“Ya Allah, kembalikan Na ke dunia kembali, dan aku janji akan beramal dengan sungguh-sungguh!”
Ah, tapi ketika itu, masa sudah berlalu. Sisanya hanyalah penyesalan, “mengapa Na dulu begini dan begitu?”
Na’uzdubillaah tsumma na’udzubillaah…

Jadiii, menyiapkan diri untuk perjalanan panjang dan mengisi waktu-waktu ini dengan prestasi terbaik kita untuk-Nya adalah jauh lebih baik dari pada sekedar merisaukan panggilan “buk!”. Justru ini adalah sesuatu yang berharga ketika kau mengubah sesuatu yang ‘Tidak Menyenangkan’ menjadi sesuatu yang ‘Mengingatkan’. Sebab, semakin banyak orang-orang yang memanggilmu dengan sebutan itu, maka itu artinya, semakin banyak pula orang yang telah mengingatkanmu akan waktu yang berlari begitu kencang. Ketika ada yang memanggilmu dengansebutan, “buk”, itu artinya mereka sedang berkata “wide, ingatlaah waktu-waktu yang telah berlalu. Sudah begitu banyak, bukan. Lantas, mengapa masih berlalai-lalai? Sedang kau tidak tahu, apa yang akan terjadi esok? Bukankah setiap jenak-jenak yang kau lalui, adalah langkah-langkah yang kau tempuh menuju kuburan! Ingat-ingatlah itu, wide! Ingat-ingatlah tentang kesejenakan dunia ini. Ingat-ingatlah itu… Sudah berapakah bekal yang telah kau siapkan?”

Okeeh,
Trima kasih kepada orang-orang yang memanggil Na dengan panggilan. “Buk.” Dengan begitu, secara tak langsung,mereka  telah mengingatkan Na tentang berharganya waktu yang Na punya…
Hayuuuuk Lakukan yang TERBAIK!


* sensi tingkat tinggi iniiiiii :)) *

0 comments:

Post a Comment