Wednesday, September 26, 2012

Berhala Kekhusyu'an


Seorang musafir berhenti di sebuah masjid. Ia lelah, gerah, penat, pegal dan pening. Terlebih, sepanjang jalan ia merasa sepi di tengah ramai, dan asing di tengah khalayak. Di mesjid itu ia menemukan ketenangan. Wudhu'nya serasa membasuh seluruh jiwa raga. Ketika air itu menyapu, ia seperti bisa melihat noktah-noktah hitam dosanya luntur berleleran, mengalir hanyut bersama air..Dalam sholatnya ia benar-benar merasa berdiri di hadapan Sang Pencipta. Tiap bacaannya seolah di jawab olehNYA..Ia merasakan getar keagungan. Ini pertama kalinya ia bisa terisak-isak dalam sujudnya. Hatinya diselimuti perasaan tenteram, sejuk dan penuh makna...dia merasakan sebuah ekstase.


Saat lain ia lewat di mesjid itu. Ia memang sengaja di sana. Ia rindu kekhusyu'annya. Masjid ini memancarkan keagungan. Ia memilih shalat di balik tiang berbalut kuningan yang berukir ayat suci. Ia
mencoba menghayati shalatnya. Tapi aneh, kali ini ia tak menemukan getaran itu. Ia kehilangan kekhusyu'annya. Benar ia ia kehilangan semua perasaan itu. Tak ada ekstase. Tak ada kelezatan ruhani. Tak setitikpun air matanya sudi meleleh. Dalam sesal ia menguluk salam. Ke kanan dan ke kiri. dan matanya menumbuk terjemah sebuah kaligrafi di dinding..Terbaca olehnya :
" Barangsiapa mencari ALLAH, maka ia mendapatkan kekhusyu'an. Barangsiapa mengejar kekhusyu'an, ia kehilangan ALLAH"




Alangkah malang para penyembah kekhusyu'an...khusyu' menjadi tujuan, bukan sarana menuju ALLAH Subhanahu wa Ta'aalaa..Maka perhatian utama dalam shalatnya terletak pada bagaimana cara agar khusyu' atau setidaknya terlihat khusyu'....


Aduhai......andai engkau tahu, bagaimana Sang Nabi dan para shahabatnya shalat...Mereka mendapatkan kekhusyu'an bukan karena mencarinya...Mereka khusyu' karena shalat benar-benar perhentian dari aktifitas yang Maha Menguras..Mereka khusyu' karena payahnya diri dan kelelahan yang membelit melahirkan rasa kerdil dan penghambaan sejati...


Tak salah sebenarnya mengutip kisah bahwa Ali Ibn Abi Thalib meminta dicabut panahnya ketika beliau shalat agar sakitnya tak terasa karena khusyu' shalatnya. Tak salah juga meneladani Abbad Ibn Bisyr yang tetap melanjutkan shalatnya meski satu persatu anak panah mata-mata musuh menancap di tubuh.
Tapi..apa hanya itu yang di sebut khusyu'...?????


Sang Nabi adalah manusia paling khusyu'...Dan alangkah indah kekhusyu'an beliau...kekhusyu'an yang seringkali mempercepat shalat ketika terdengar oleh beliau tangis seorang bayi....Atau memperpendek bacaan saat menyadari kehadiran beberapa jompo dalam jama'ahnya...Kekhusyu'an yang tak menghalanginya menggendong Umamah Binti Abil 'Ash atau Al Hasan Ibn Ali dalam berdirinya dan meletakkan mereka ketika sujud.....Kekhusyu'an yang membuat sujud beliau begitu panjang karena Al Husain Ibn Ali main kuda-kudaan di punggung beliau..........


Khusyu' dan gelora kenikmatan ruhani hanyalah hiburan dan rehat, tempat kita mengisi kembali perbekalan dan melepaskan kepenatan......Bukan tempat atau jalan para pengejar kenikmatan ruhani hingga harus mengulang-ngulang takbiratul ihram sampai sang ima rukuk...........Bukan pula jalan para penikmat kelaparan yang ketakutan berkumur saat puasa tapi diam saja menyaksikan kedzaliman......juga bukan jalan penikmat ka'bah yang kecanduan berhaji sementara fakir miskin lelah mengetuk pintu rumahnya yang selalu terkunci............


Senarai sejarah memberi pelajaran tentang para pengejar kenikmatan ruhani. Ada mereka yang merasa diri menjadi mukmin yang baik karena bisa menangis saat shalat, saat terharu membagi zakat, bisa berdzikir hingga hilang kesadaran saat berpuasa, atau berhaji setahun sekali. terbuta mereka dari dunia Islam yang serak-serak memnaggil......Inilah mereka yang selalu bicara agama sebagai urusan pribadi. Urusan pribadi untuk menikmati kesyahduan spiritual...Bagi mereka alangkah nikmatnya shalat di atas sajadah mahal, dalam ruangan berpendingin, dengan settingan pemandangan yang bisa di atur berganti-ganti...khusyu' adalah menikmati bacaan imam bersertifikat dari audio premium, dalam hembusan harum parfum aromaterapy...Jauh di sana, Sang Nabi shalat di sela-sela jihad menegakkan syari'at. Dengan debu, dengan darah, dengan lelah, dengan payah........


Ekstase....
Kenikmatan ruhani...
Kekhusyu'an...
Jangan kau kejar rasa itu, dia bukan tuhanmu..
Dan tak hanya seorang muslim yang beroleh kemungkinan merasakan ekstase macam itu. Tanyakan kepada seorang beragama budha, penganut zan, tao atau praktikan yoga. Mereka pun mengalaminya lewat meditasi dan rerupa puja. seorang nasrani dari ordo benediktin yang mewah menikmatinya dalam mengoleksi relik-relik suci peninggalan para gerejawi...
bukan itu....
bukan itu yang kita cari....
Berbaktilah kepada ALLAH dalam kerja-kerja besar da'wah dan jihad..Menebar kebajikan, menghentikan kebiadaban, menyeru pada iman..
Larilah hanya menujuNYA...
Meloncatlah hanya keharibaanNYA...
Walau duri merantaskan kaki...
walau kerikil mencacah telapak...Sampai engkau lelah...sampai engkau payah...sampai keringat dan darah tumpah...
Maka kekhusyu'an akan datang kepadamu ketika engkau beristirahat dalam shalat...Saat engkau rasakan puncak kelemahan diri di hadapan Yang Maha Kuat...Lalu kau pun pasrah, berserah.......
Saat itulah, engkau akan mungkin melihatNYA, dan IA pasti melihatmu........................ 

0 comments:

Post a Comment