Wednesday, September 26, 2012

hati...oh hati :(


ketika melihat orang yang secara lahiriyahnya jauh dari taat kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala lalu pada suatu waktu kita melihatnya dalam keadaan khusyu' bermunajat pada ALLAH
serta memelas pada ALLAH

apa yang teman-teman rasakan?

Perasaan kesal dan sakit hati adalah jawaban dari Na..

Ya, Na sangat kesal pada orang-orang yang dalam kesehariannya bisa dibilang 'jarang' menyebut nama ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala.  Namun sampai disuatu kondisi seperti musibah yang luar biasa, akhirnya si
fulan/fulanah tersebut 'terpaksa' menyebut nama ALLAH dan meminta-minta kepada ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala.

Duh, geramnya bukan main.. seolah-olah ingin mengatakan,

" kenapa cuma inget waktu lagi dapat musibah sih? kemarin2 kemana? "
Belum lagi ketika Na melihat ada fulanah yang sholat di awal waktu dengan khusyu'. Betapa berbunga-bunga hati ini melihatnya begitu tawajuh saat sedang sholat. Namun ketika fulanah tersebut melepas mukena/telekungnya... astaghfirullah.....


yang tadinya auratnya tertutup secara sempurna, dengan sedetik pakaian itu berubah menjadi pakaian serba mini dan... terasa menyayat hati...

" mengapa hanya menutup aurat saat sholat saja saudariku...... "

Itu pun ucapan pilu yang hanya bisa terlontar dari lubuk hati yang terdalam.

Na sendiri bingung dengan perasaan-perasaan yang seperti ini. Sering Na berpikir, apakah wajar jika Na memiliki perasaan itu? apakah Na termasuk orang-orang yang tidak menyukai bahwa hidayah ALLAH sedang turun kepadanya? atau Na termasuk orang-orang yang dengki dan iri hati??

Astaghfirullahal'azhiim........

Sok sekali dirimu Nak... seakan-akan dirimu yang paling suci.. seakan-akan dirimu yang paling berhak untuk mencintai ALLAH..

Ya Allah.. ampunilah kami.. ampunilah kesombongan ini...

Kalau Na tidak salah ingat, Na pernah dikisahkan mengenai seorang wali yang dikenal sebagai sahabat ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala

Waliyullah ini (kalau tidak salah ingat lagi namanya Ibrahim bin Adham), pernah mencuci dan membersihkan mulut seorang pemabuk yang ia temui. Sambil mengatakan yang kurang lebih seperti ini..

" Aku tidak mau mulutmu yang berbau khamr ini menyebut nama ALLAH "

Subhanallah....

 Betapa mulianya akhlak Ibrahim bin Adham.. ia tidak mau nama ALLAH Yang Maha Suci keluar dari mulut yang tidak suci, sehingga membuatnya tergerak ingin membersihkan mulut pemabuk itu..

Sedangkan Na,
mana bisa melakukan hal yang sama! yang ada hanya mengumpat dan memendam rasa kesal..

lagi-lagi sok merasa suci.. padahal dirinya pun masih bergelimangan dosa...

Astaghfirullah.....

Padahal sudah jelas,
adalah menjadi kehendak ALLAH kepada siapa Dia akan memberikan hidayah-NYA dan kepada siapa Dia akan mencabut hidayah-NYA (na'udzubillah), dan kita tidak pernah mengetahui siapa sajakah orang-orang tersebut..

 Namun hati ini masih saja ngeyel
rasanya nggak ikhlas banget pada orang-orang yang biasanya berucap sumpah serapah atau berkata-kata tidak baik, tiba-tiba saat ditimpa musibah jadi sebut2 nama ALLAH.. tapi habis itu ya lupa lagi. Sama seperti seorang perempuan yang kadang memakai jilbab dengan baik dan syar'i, tapi di suasana lain, berubah total menjadi bertaburan aurat..

 Na jadi berpikir lagi,
apakah ALLAH tidak murka dengan hamba-NYA yang bersikap se-enak tenan itu? (including me, yang baru bisa menangis sejadi-jadinya ketika diberikan musibah namun ketika kesenangan datang menjadi lupa dan biasa saja)

Teringat dengan salah satu hadits yang ada dalam kitab fadhilah amal bab fadhilah dzikir, yang menyebutkan tentang doanya baginda Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam,

" Ya ALLAH, jadikanlah bathinku lebih baik dari lahirku dan jadikanlah lahirku lebih shalih "

Ternyata, bathin seseorang dapat diketahui dari lahiriyahnya. Jika seseorang secara lahiriyahnya buruk, maka demikian pula bathinnya. Oleh sebab itu, keadaan lahiriyah hendaknya selalu diusahakan agar lebih baik karena bathin adalah pengikut lahiriyahnya. Kebaikan bathin merupakan masalah tersendiri dan kebaikan lahiriyah juga hal yang berbeda, sama seperti doanya Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam di atas tadi...

Lagipula,
diterimanya sebuah amalan kan hanya ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala yang mengetahuinya, sedangkan kita hanya bisa beramal sejauh mungkin sampai seperti yang ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala inginkan dan seperti yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wasallam (sunnahnya)

Again and again,
ini masalah hati yang sedang Na alami..

Masya ALLAH...

semoga kita lebih bisa mengendalikan diri dan memperbaiki diri sampai tidak ada lagi yang bisa diperbaiki.. amiin Yaa Rabb..

so....



janganlah memandang kesalahan orang lain, tapi lihatlah kesalahan yang ada dirimu sendiri
nanti barulah engkau sadari
siapakah yang sebenarnya lebih baik dihadapan Sang Illahi Rabbi



0 comments:

Post a Comment