Wednesday, September 26, 2012

eeeng...iiiing...eeeeng :D



Dahulu, ketika Na masih SD ada sebuah fenomena yang sangat menarik untuk Na ceritakan kali ini...Fenomena itu adalah tentang pesawat lewat...eeeng iiing eeeng ...

Setiap kali ada deru pesawat terbang yang lewat di atas atap sekolah kami, kami punya kebiasaan untuk berbondong-bondong keluar kelas lalu menengadahkan wajah ke langit, melihat pesawat itu hingga lenyap dan tak lagi dapat terlihat oleh lapangan pandang. Setiap kali menatap pewawat lewat, kami selalu berbinar-binar sambil membayangkan "Kapan yah, aku bisa duduk di atas pesawat itu dan terbang mengelilingi dunia?". Mungkin bisa dimaklumi, kami yang didaerah margin ini memang tak satu pun yang pernah naik pesaawat kala itu... Mungkin bisa dimaklumi juga bahwa rata-rata orang tua kami adalah petani, pedagang dan juga ada yang PNS...

Kebiasaan menengadah ke langit ketika pesawat lewat rupanya tak bisa lepas dari Na. Setiap kali mendengar deru pesawat lewat, Na secara refleks menengadah ke langit lalu menatapi pesawat itu... Dan setiap kali Na menyadarinya, Na tak bisa menahan senyum, mengingat bahwa Na adalah anak kampung yang dulunya selalu sumringah ketika melihat pesawat lewat...

Sama seperti Na menatap sebuah mimpi...
Berkali-kali kandas...
Berkali-kali berjumpa kegagalan...

Kadang, ada masa di mana ia berada pada puncak grafik kosinus, ketika Na begitu bersemangat menaklukkan hidup dan begitu berlari mengejar mimpi. Namun, ada pula masa di mana Na berada di lembah grafik kosinus itu, bertemankan keterpurukan, kegagalan, dan  ketidakbisaan lainnya.

Ya, karena kita memang tak berhak untuk MERASA LEBIH dari pada orang lain lantas memandang rendah orang lain. Yang kita punya justru adalah keterbatasan-keterbatasan. Tidak semua hal bisa kita lakukan. Tidak semua hal kita memiliki kapabilitas di sana. Hanya orang bodoh sajalah yang mengatakan dirinya pintar... Ya, karena hanya orang bodoh saja yang tak pernah menyadari keterbatasannya...

Sungguh, ketika kita bisa, itu bukan semata-mata atas kemampuan dan kepintaran diri kita saja. Tapi ALLAH-lah yang mengilhamkan ilmu itu kepada kita. Ya, karena ALLAH-lah yang memberikan rizki kepahaman dan menyisipkan hikmah ke relung hati kita... Dan ketika kita tak bisa, itu jua adalah karena keterbatasan kita..
Keterbatasan bukan berarti kita berhenti sampai di sini saja. Akan tetapi adalah sebuah cara untuk mensyukuri ketika kita meng-optimalkan segala potensi yang ALLAH beri...

Hehe, postingan kali ini juga dalah sebuah postingan yang benar-benar tak sekuens dan tak pula memiliki hubungan antar paraghrafnya...hee....
Jadiii, mohon dimaklumi sahaja yah Bloggie..... ^_^




0 comments:

Post a Comment