Tuesday, January 7, 2014

✿ Cinta se-aneh itu ♥ (✿◠ ‿ ◠)





Kadang kita tidak bisa menemukan apa sebab pasti dari rasa cinta yang ALLAH semayamkan di hati.
Ia yang, ~ bisa pada sesuatu yang ‘belum jelas adanya’, bisa pada sosok yang belum pernah dikenal indera kita, bisa pada krucil-krucil yang baru hadir di beberapa tahun di depan, bisa pada sebuah bundel surat cinta berbahasa arab yang padahal tidak penuh kau tahu artinya apa, bisa pada sosok yang berkali-kali membuatmu menangis karena kesal dengan caranya mencintaimu penuh penjagaan (Ibu) , bisa pada sosok yang pernah kau benci sesaat karena emosi, juga bisa, pada sosok yang entah siapa, tapi kau memilih setia...

Cinta se-aneh itu.
Yang kita tahu hanya, saat ia menghuni hati, ada hangat yang nyaman di setiap melangkahi hari. Ada pagar penjaga dari hal-hal yang membuatmu jauh dari yang kau cintai, ada penjara tak kasat mata yang memenjarakan hatimu teruntuknya, ada energi super mega menggerakkan indera-inderamu untuk mampu melakukan apapun untuknya yang kau tidak pernah bisa begitu kepada yang tidak kau cinta..
ia, rasa yang tak mampu diterjemahkan semua kata di dunia..

Ibu bilang, “tidak mungkin seseorang bisa memperjuangkan yang tidak ia cintai”. Iya, bahkan seaneh itu cinta. Ia-nya kita rasai bukan dengan pelukan-pelukan manis semata. Terkadang, atau malah seringkali, ia tentang guratan perjuangan berdarah-darah yang membuat pejuangnya tetap tersenyum dalam luka, bahkan dalam meregang nyawa, atas nama memperjuangkan yang ia cinta.

Teringat Asy Syahid Sayyid Quthb, yang cinta pada akhiratnya tidak pernah membuatnya takut pada tiang gantungan. Tidak membuatnya takut pada cara mati yang tidak terhormat bagi orang se-mulia ia.. tidak membuatnya gentar akan segala nikmat dunia yang dicabut begitu saja dari hidupnya yang sebelum inqilab-nya, ia ditaburi itu semua.. perjuangannya, atas nama cinta tentu saja. Cinta kepada ALLAH yang membuat hangus segala cinta kepada selain-NYA..

Atau Syahidah, yang saat membaca biografinya membuat matamu menjadi kaca-kaca, ia yang mengajarkan Qur’an sejak belia usianya hingga menuju renta. Ia yang atas nama cinta, tidak takut dipenjarakan di penjara yang amat menakutkan semua wanita. Ah lupa, ia bukan wanita biasa tentu saja. Yang atas nama cinta pula, ia diselamatkan ALLAH dari gigitan anjing-anjing lapar yang seharusnya mengoyak habis tubuhnya. Atas nama cinta ALLAH kepada hamba yang Ia cinta.. Zainab Al-Ghozali Asy Syahidah. "Jauh bumi dari langit, Bunda. Tapi semoga kelak kita bisa bertemu. ;Sebagai syahidah yang amat besar cinta pada jalan-NYA, pada Qur’an-NYA, pada Rasul-NYA, dan paling Utama pada IA..

Cinta bisa mengubah kekurangpedulimu perihal tahun-tahun di depan sesudah membaca sebait pesan di buku tentang syahidah luar biasa dengan 13 anak, Ustadzah Yoyoh Yusroh,-Allahu yarham, yang berkata: “rahim seorang wanita harus dipersiapkan untuk melahirkan generasi terbaik. Oleh karena itu, makan lah hanya yang halal dan thayyib.” Lalu tiba-tiba saja kamu kehilangan seluruh nafsu makanmu saat berada di tempat makan yang kiranya tidak thayyib, atau thayyib tapi tidak halal. Lalu bisa saja kamu memuntahkan seluruh yang baru saja kamu makan begitu melihat anak ibu warung penjual makanan itu membawa lauk-nya dari rumah menuju warung dengan kantong plastik hitam yang tidak layak -_-.
Ringan saja menahan tergiurmu pada sekotak Breadtalk di depan mata sembari mengingat-ingat ia belum ada SH-nya. Juga pada traktiran Sushi yang kehalalan restaurant-nya diragukan.
Se-memberi kekuatan itu cinta. Pada yang padahal belum ada wujudnya.

Cinta se-aneh itu...
Se-aneh itu. Ia kadang sesuatu yang membuat bersemu malu-malu, di sisi lain ia yang membuat jadi sangat berani. Ia kadang suatu yang menghangatkan dada, namun bisa pula membuat bermalam-malam menangisinya.

Cinta se-aneh itu...
Ia bisa membuatmu menangis tergugu penuh rindu. Padahal sejak lauhul mahfudz belum kering tintanya, ALLAH menulis takdir bahwa kau takkan pernah bertemu dengannya di dunia. Apalagi memandanginya, menikmati teduh pancaran sinar wajahnya. Jauh lagi mampu mendekapnya. 
Ia hadir seaneh itu. Mungkin cinta itu mulanya dari berbelas tahun lalu seorang abi mengantar tidurmu dengan bercerita tentang sosoknya. Lalu pemantik rindu setelahnya sederhana saja. Hanya tersebab membaca-baca literatur ringan tentangnya. Bukan yang setebal shiroh nabawiyah. Ia ‘hanya’ ensiklopedi pembuka karangan seorang ekonom muallaf yang luar biasa. Juga dua novel yang mengisahi tentangnya dengan amat sastra. Rasulullah Muhammad.. takut sekali bila rindu ini tak pantas terpenuhi. Kelak di surga, entah tempatku dan engkau sejauh apa mata mampu memandang. Hingga dalam pasrah tak lelah berdoa penuh harap, moga setidaknya si pencinta ini layak, beroleh gelas dari cidukanmu di telaga kautsar.. 
saat itu saja bertemu, semoga mampu memenuhi sewindu rindu. Ah, iri sekali dengan anak-anakmu, istri-istrimu, sahabat-sahabatmu.. di dunia-akhirat mereka membersamaimu. Entah apa wajar menangis karna takdir yang memutuskan aku bukan satu dari mereka.. I felt a pang of jealousy..

"alangkah indahnya hidup ini…andai dapat kudekap dirimu… tiada kata yang dapat aku ucapkan..hanya Tuhan saja yang tahu.." dan bait-bait nasyid itu mewakili seluruh ungkapan hati. Diputar dengan tersedu saat buku tentang kekasih ALLAH itu kau baca dengan seluruhnya jiwa."

Cinta, ia bisa se-aneh itu...
Yang membuat orang yang mencintaimu mencintai hal yang sama..
Tentang mengeja hari dan musabab apa yang membuat ibu semampu itu berkuat diri. Senyaman itu ia menjalani hari. Padahal sepenelusuran, tidak sepi jengkal usianya dari uji lagi, dan uji lagi. Sederhana saja rupanya. Sederhana yang dijalani tak semudah membalik telapak tangan, sebab ia berbalas surga. “bersama-NYA, dalam dera apapun menimpa.” Sejak menemukan jawaban, aku tidak tahu doa apalagi yang lebih indah dan mencukupkan segala untuk aku panjatkan selain, “ALLAH, karuniakan kepada kami, rasa cinta yang tumbuh bertumbuh kepadaMU, dari hari ke hari..”

Cinta bisa membuat orang se-yakin itu...Saat ibu bilang “bersabarlah dalam taat. Yang baik teruntuk yang baik, dan tidak pernah ALLAH sayang ia yang bermaksiat..”.yakin itu yang dimulai dari tidak akan pernah tega membuat ibu kecewa bila kelak menemukan puterinya bermaksiat pada ALLAH, meletakkan cintanya pada hal remeh, dan waktu yang belum seharusnya... Seringan itu saja ia melewati cobaan-cobaan yang sulit tentang hal yang bernegasi dari apa yang ibu amanahi.. “yang menjaga untuk yang menjaga. Yang bermain rasa, bagi yang bermain rasa.” Se-percaya itu, dan que sera-sera..

Entah bagaimana bila cinta itu tidak aneh...tidak paradoks, tidak anomali... 
Dengannya mungkin biasa saja hari. Tidak penuh perjuangan, tidak penuh penjagaan, tidak penuh doa yang beriringan, tidak penuh degup, tidak penuh takut, tidak penuh warna-warni-nya rasa, apa indahnya? 

Ia yang di satu sisi lelah kita menjalaninya..namun ia menjadi ruang kita beristirahat. Ia yang membuat kita terus memberi, namun dengannya kita terpenuhi. Ia yang membuat kita berjuang, namun kita rasanya beroleh rasa menjadi yang diperjuangkan. Kita mencintai, menujuNYA, mungkin sedikit saja...
Setapak, lalu setapak lagi. Dan IA balas mendatangi dengan berlari. Cinta itu, kurang apa paradoksnya?

Jauh lagi.. apa jadinya bila mengibadahi IA tanpa cinta? memperjuangkan dakwah ini tanpa cinta? menghafal kalamNYA tanpa cinta? mencintai Ibu-Ayah,adik-adik tanpa cinta kepada-NYA? apa indahnya? apa bisa?

Sungguh-sunguh Yaa ALLAH kami pinta..“jadikan rasa cinta di hati kami kepadaMU, adalah cinta yang tumbuh bertumbuh dari hari ke hari..”

"cinta kepada ALLAH adalah ladang paling subur, ianya penyebab tumbuh cinta kepada sesama, dan kepada apa-apa yang IA cinta"

Dan cinta memang se-aneh itu... ♥ (✿◠ ‿ ◠)