Sebuah jendela meraihkan malam bagiku
seperti beribu malam yang lain. Ia berkiut pada engsel waktu
ia membawa tempias. debu dan cahaya bulan persegi yang jatuh miring ke atas meja tulis
Dua daun paru-paru yang menapasi kamar ini
Setiap bayangan menyelinap, rusuh diburu berkiut pada engsel waktu
di seberang awan tersangkut di pucuk-pucuk cemara memberi siang.
matahari. langit di waktu jarum berpacu dengan angin
Bisik renyai sore gerimis turun tertegun
Kulekapkan dahiku ke kaca...
dan kuguratkan namamu di atasnya perlahan dengan jariku yang gemetaran pada kaca gerimis berlinangan.
1960, Taufiq Ismail - Puisi-puisi awal (1953-1960)
0 comments:
Post a Comment