Friday, September 20, 2013

☂ Gerimis Senja itu ☂


Pada gerimis senja itu, 
rintiknya selalu menggegaskan kita berbincang tentang gigilnya yang beku, utuh. Mengajari kita yang selalu saja diliputi ragu, terburu, atau mendebu; dalam keheningan yang tak pernah menjadikan kita segenap khusyuk. Gerimis senja itu, menari mengingatkanku akanmu; yang menyederhanakanmu pada puisi yang selalu kau tagih, mendiksikanmu lirih.

Dilangit yang lain senja itu, mentari selalu menceriakan kita dalam keanggunannya yang menjarumi lembayung, syahdu. Menasihati kita untuk selalu mengazzamkan keyakinan akan mimpi-mimpi; yang mencipta dunia. Gerimis senja itu mengingatkanku akanmu; yang menawankanku pada sajak yang selalu kau harap, mendiksikanmu senyap. 

Gerimis senja itu menjelma hujan, selalu mengajak kita menafakuri kejatuhannya yang menari bebas, ikhlas. memahamkan kita akan keterikatan takdir yang menyabar waktu; seperti hujan yang menyisi pelangi; menikmati sepenuh syukur, mengikhtiarkan segenap keringat, merapali seyakin doa. 
mengingatkanku akanmu; yang mengejawantahkanku pada prosa yang selalu kau minta, mendiksikanmu manja.

Gerimis senja itu; di langit itu; di langit hatiku,  akan selalu terukir namamu; 
aku tetap merindu dalam setiap sujud malamku; 
aku tetap mencinta, dalam segenap doa-doa; 
aku tetap menanti, hingga Tuhan merestui; hadirmu di sini..

*padamu : Pemilik Tulang Rusuk*


kita berjalan bersama,
dengan langkah yang kecil-kecil saja
dengan cara yang juga biasa saja
sedepa, sehasta, menggunung cinta.. ♥ (✿◠ ‿ ◠)


0 comments:

Post a Comment